Penyidik Dalami Motif Tersangka Percobaan Pembunuhan Trump 

  • Jeff Seldin

Ryan Wesley Routh, tersangka dalam kasus upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump, berpartisipasi dalam aksi demo terkait perang di Ukraina, dalam aksi di Kyiv, pada 3 Mei 2022. (Foto: Reuters/Gleb Garanich)

Penyidik AS sedang menyelidiki akun media sosial dan unggahan lain dari tersangka dalam upaya pembunuhan terbaru terhadap mantan Presiden Donald Trump. Para penyidik tengah mencoba menentukan motif dan apakah ada orang lain yang mungkin terlibat dalam upaya tersebut.

Polisi di Florida menangkap Ryan Wesley Routh yang berusia 58 tahun, menghentikannya di jalan raya utama Minggu (15/9) malam setelah ia melarikan diri dari lapangan golf mantan presiden Trump di West Palm Beach, Florida.

Para pejabat mengatakan data yang dikumpulkan dari ponsel Routh menunjukkan ia menunggu selama 12 jam, bersembunyi di semak-semak di sepanjang pagar pembatas rantai antara lubang kelima dan ketujuh di lapangan golf itu.

Routh telah didakwa dengan kepemilikan senjata api sebagai penjahat terpidana dan kepemilikan senjata api dengan nomor seri yang dihapus.

Namun para pejabat mengatakan ketika penyidik Biro Investigasi Federal (FBI) mencoba berbicara dengan Routh setelah penangkapannya, ia menggunakan haknya untuk didampingi pengacara dan tidak berbicara.

BACA JUGA: Direktur Secret Service Klaim Tindakan Perlindungan Lembaganya ‘Berhasil’

Sebaliknya, FBI dan lembaga-lembaga terkait telah berfokus untuk mendapatkan surat perintah penggeledahan untuk kamera GoPro dan perangkat elektronik lain yang diduga ditinggalkan tersangka di tempat kejadian perkara, serta untuk kendaraannya dan perangkat elektronik yang ditinggalkan di alamat tersangka sebelumnya.

“Tersangka memiliki kehadiran daring yang aktif, dan kami sedang memeriksa apa yang ia unggah dan pencarian apa pun yang ia lakukan secara daring,” kata Agen Khusus FBI Jeffrey Veltri yang bertanggung jawab atas penyelidikan yang sedang berlangsung.

“FBI telah mengirimkan beberapa permintaan kepada perusahaan untuk mengembalikan data telepon dan akun media sosial tersangka,” tambah Veltri, yang berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers Senin (16/9) malam. “Kami menerima beberapa laporan dan sedang menunggu tanggapan tambahan.”

Selain itu, Veltri mengatakan kantor lapangan FBI di Honolulu, Hawaii, dan Charlotte, Carolina Utara, telah mengirim agen untuk mewawancarai anggota keluarga, teman, dan mantan rekan kerja tersangka.

Veltri mengatakan para penyelidik juga mencermati pernyataan lain yang telah dibuat tersangka selama bertahun-tahun, termasuk wawancara yang ia berikan kepada media tentang upaya merekrut tentara Afghanistan dan lainnya untuk berperang di Ukraina.

Riwayat daring tersangka menunjukkan bahwa ia, pada satu titik, tampaknya mendukung Trump. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, unggahannya tampaknya menunjukkan bahwa ia tidak menyukai Trump.

Your browser doesn’t support HTML5

Digagalkannya Percobaan Pembunuhan Kedua terhadap Donald Trump

Dalam buku yang diterbitkan sendiri, dari tahun 2023, Roush tampaknya mendorong Iran untuk membunuh mantan presiden tersebut.

“Anda bebas membunuh Trump,” tulisnya dalam Ukraine's Unwinnable War. Dia menggambarkan mantan presiden dan calon presiden dari Partai Republik saat ini sebagai “orang bodoh” dan “badut.”

Namun, belum jelas apakah Routh berkonspirasi dengan siapa pun.

“Kami tidak memiliki informasi bahwa ia telah berkonspirasi dengan orang lain saat ini,” kata Veltri dari FBI kepada wartawan.

Penyidik juga berusaha menjawab pertanyaan tentang bagaimana tersangka memutuskan untuk bersembunyi dan menunggu di area yang tertutup semak-semak di sekeliling lapangan golf Trump.

“Itu adalah kegiatan yang tidak tercatat, artinya tidak ada dalam jadwal resmi mantan presiden,” kata Ronald Rowe, penjabat direktur Dinas Rahasia AS, badan yang bertanggung jawab untuk melindungi Trump dari segala ancaman.

“Itu bukan lokasi yang ada dalam jadwalnya. Itu bukan bagian dari jadwalnya,” katanya. “Jadi, tidak ada yang mengunggahnya karena dia (Trump) tidak seharusnya pergi ke sana sejak awal.”

Namun, Rowe membela agen Dinas Rahasia yang mengawal mantan presiden itu, dengan mengatakan bahwa elemen yang ditempatkan “berfungsi” meskipun tersangka telah berada dalam jarak 365 hingga 455 meter dari Trump dengan senapan jenis AK yang terisi peluru.

BACA JUGA: Direktur Secret Service Klaim Tindakan Perlindungan Lembaganya ‘Berhasil’

Tersangka “tidak memiliki garis pandang ke mantan presiden,” kata Rowe. “Dia tidak melepaskan tembakan apa pun.”

“Kewaspadaan tinggi para agen dan tindakan cepat petugas adalah contoh nyata, dan saya memuji mereka dan mitra kami atas tanggapan yang patut dicontoh,” tambahnya.

Dalam pesan kampanye pada Minggu malam, Trump memuji tim pengamanannya.

“Pekerjaan itu dilakukan dengan sangat luar biasa,” katanya.

Namun, sudah ada pembicaraan tentang perlunya peningkatan keamanan lebih lanjut.

“Dinas Rahasia membutuhkan lebih banyak bantuan,” kata Presiden AS Joe Biden kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin.

“Saya pikir Kongres harus menanggapi kebutuhan mereka,” kata Biden. “Saya pikir kita mungkin membutuhkan lebih banyak personel.”

Rowe, penjabat direktur Dinas Rahasia, menyambut baik dukungan tersebut. [lt/uh]

Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press.