Semakin banyak petani AS menanam rerumputan dan sereal di luar musimnya untuk mencegah erosi dan memperbaiki kesuburan tanah. Kini sejumlah petani itu mempunyai alasan kuat ikut berupaya memerangi perubahan iklim.
Tanaman gandum hitam dan lobak yang ditanam di lahan pertanian Ohio tidak untuk dikonsumsi. Petani Rick Clifton menanamnya sebagai tanaman di luar musim setelah panen kedelai musim gugur dan sebelum penanaman pada musim semi dimulai. Berkat nilai lingkungan yang ada, ia akan tetap menghasilkan uang sekaligus mengurangi emisi karbon di lahan miliknya.
"Menanam sesuatu yang dapat tumbuh sepanjang tahun sesungguhnya menjadi tujuan utama kami, demi tanah yang subur," jelasnya.
Para ahli meyakini bahwa menjaga agar tanah tertutup sepanjang tahun daripada tidak ditanami pada musim dingin merupakan salah satu praktik yang dapat mengurangi emisi gas yang menaikkan temperatur bumi sekaligus meningkatkan ekonomi pertanian, jika dibudidayakan lebih luas.
Your browser doesn’t support HTML5
Kepada kongres AS, Presiden Joe Biden menyatakan pada April 2021 bahwa proyek seperti itu dapat membantu lingkungan dan mengamankan sejumlah lapangan pekerjaan.
"Para petani menanam tanaman penutup sehingga mereka dapat mengurangi karbon dioksida di udara dan mendapatkan bayaran untuk itu," kata Biden.
Biden memerintahkan Departemen Pertanian AS menyusun rencana untuk menjadikan praktik tersebut secara umum sebagai upaya menjadikan industri pertanian AS mencapai emisi nol yang pertama di dunia.
Semua industri berada di bawah tekanan untuk mengurangi emisi karbon, terutama dengan beralih ke energi terbarukan.
Akan tetapi sektor pertanian memiliki sesuatu yang tidak dilakukan kebanyakan usaha lain, di antaranya kemampuan menyerap karbon dioksida, gas penyebab penghangat iklim yang paling umum, dari atmosfer dan kemudian menyimpannya. Karbon dioksida digunakan dalam fotosintesis, proses pembuatan makanan bagi tumbuhan.
Insentif tambahan itu bagus tapi bukan hanya kebetulan saja, kata Lance Unger, yang baru-baru ini mendaftarkan 7.500 acre (3.035 hektar) lahan pertaniannya di dekat Carlisle, Indiana untuk skema karbon tersebut.
Petani generasi ketiga itu menyampaikan bahwa hal lebih penting adalah langkah-langkah penyimpanan karbon. Itu berarti hasil yang lebih besar dan keuntungan dari lahan yang dipenuhi sumber nutrisi organik.
"Ini bukan tentang uang yang dihasilkannya. Ini merupakan bagaimana kita dapat menghasilkan dan mengelola pertanian kita dengan lebih maju," jelas Lance. “Dengan demikian generasi penerus kita punya kesempatan untuk dapat kembali (ke ladang pertanian) sekaligus melakukan apa yang disukai,” tambahnya.
Clifton yang berusia 66 tahun mulai menanam tanaman penutup permukaan tanah beberapa tahun lalu untuk meningkatkan hasil jagung, kedelai, dan gandum.
Ia membaca Indigo Agriculture, sebuah perusahaan yang membantu bisnis dan organisasi membeli kredit karbon yang tersimpan di lahan-lahan pertanian.
Clifton menandatangani kontrak yang mampu membayarkan sekitar $175.000 selama lima tahun untuk menyimpan gas rumah kaca di lahan seluas 3.000 acre (1.214 hektar) miliknya.
"Kami menyimpan sesuatu yang hijau dalam tanah sepanjang tahun. Artinya, memberi makan mikroba dan lebih banyak karbon yang diserap," kata Clifton.
Clifton menjelaskan jika seseorang dibayar untuk melakukan hal tersebut, ia menilai itu suatu hal yang amat disayangkan jika tidak dilakukan.
Indigo Agriculture merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan yang baru-baru ini mulai menjadi perantara dalam penjualan kredit karbon lahan pertanian, kepada sejumlah pembeli yang ingin memperkecil jejak lingkungannya.
Ribuan petani dengan gabungan lahan seluas 2,7 juta acres (1,09 juta hektar) telah menandatangani kontrak dengan Indigo untuk menerima pembayaran terkait penyimpanan gas rumah kaca.
Menurut perkiraan National Academy of Sciences, lahan pertanian dapat menyerap 250 juta metrik ton (276 juta ton) karbon dioksida dari atmosfer setiap tahun. [mg/lt]