Perancis Abaikan Kemarahan China Terkait Kesepakatan Senjata

Tentara Angkatan Laut Taiwan berbaris di depan kapal perang Lafayette buatan Perancis, setibanya di Pelabuhan Kaohsiung, Desember 1997. (Foto: dok).

Perancis, Rabu (13/5), mengabaikan kecaman China terkait kesepakatan penjualan senjatanya dengan Taiwan, dengan mengatakan bahwa fokus perhatian semua pihak saat ini seharusnya adalah memerangi wabah virus corona.

Kementerian Luar Negeri Perancis menegaskan bahwa berdasarkan kesepakatan 1994 yang memulihkan hubungan dengan Beijing, Perancis menghormati kebijakan satu-China yang mengakui Taiwan sebagai bagian dari China.

"Dalam konteks ini, Perancis tetap menghormati perjanjian kontrak yang pernah dijalin dengan Taiwan dan itu tidak mengubah pendiriannya sejak 1994,” kata pernyataan kementerian itu.

“Dihadapkan pada krisis Covid-19, seluruh perhatian dan usaha kami terfokus pada wabah ini,” tambahnya.

China, Selasa (12/5), menyerukan agar Perancis membatalkan kontrak penjualan senjata ke Taiwan. Beijing memperingatkan, kesepakatan dengan pulau yang memerintah sendiri itu bisa merusak hubungan diplomatik antara Paris dan Beijing.

Angkatan Laut Taiwan, bulan lalu, mengatakan, akan memodernisasi sistem pertahanan misilnya yang telah berusia 25 tahun, yang penjualannya dari Perancis tiga puluh tahun lalu menimbulkan ketegangan diplomatik. Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan, modernisasi itu termasuk pembelian enam kapal fregat baru buatan Perancis.

Perancis pernah menjual enam kapal fregat ke Taiwan senilai 2,8 miliar dolar pada 1991. Penjualan itu membekukan hubungan diplomatik Paris-Beijing. Hubungan itu baru bisa dipulihkan pada 1994. [ab/uh]