Kejaksaan Perancis telah membuka penyelidikan pembunuhan yang tidak disengaja dalam kecelakaan pesawat jet EgyptAir tanggal 19 Mei yang jatuh di Laut Tengah dan menewaskan ke-66 orang di dalamnya.
Pengumuman yang dikeluarkan hari Senin (27/6) di Paris itu menekankan, bahwa penyelidikan dilancarkan untuk menyelidiki kecelakaan dan bukan penyelidikan tentang aksi teroris.
Seorang juru bicara kantor kejaksaan mengatakan, pihak berwenang saat ini tidak condong ke arah teori bahwa penerbangan dari Paris ke Kairo itu dengan sengaja dijatuhkan. Tidak ada komunikasi kesulitan dari pilot dan belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas musibah itu.
Dalam perkembangan terkait, kartu memori yang ditemukan oleh peneliti Mesir dari perekam penerbangan pesawat yang rusak tiba hari Senin di Paris. Pakar-pakar Perancis diharapkan dapat membaca data penting tentang kecelakaan itu.
Pakar-pakar Perancis yang berusaha mengambil data dari kotak hitam yang rusak itu adalah dari unit yang sama yang berhasil membaca data dari pesawat yang terbang dari Rio de Janeiro ke Paris dan jatuh di Samudera Atlantik pada tahun 2009. Kotak-kotak hitamnya terendam ribuan meter di bawah permukaan laut selama hampir dua tahun sebelum ditemukan.
Para penyelidik Mesir telah memastikan, penerbangan tanggal 19 Mei itu berbelok tajam ke kiri, diikuti dengan belokan 360 derajat ke kanan sebelum terjun ke laut. Ahli penerbangan Perancis mengatakan, pesawat itu mengirim pesan otomatis yang menunjukkan adanya asap di kabin dan kesulitan dengan unit kontrol penerbangan sesaat sebelum menghilang dari radar. [ps/ii]