Perancis: Rusia Bisa Hadapi Tuntutan Kejahatan Perang di Suriah

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault saat berbicara di markas PBB di New York bulan lalu. (Foto: Dok)

Moskow berulangkali membantah menyerang warga sipil di Suriah dan mengatakan bahwa pihaknya menyasar kelompok teroris.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault mengatakan kepada radio France-Inter hari Senin (10/10) bahwa Perancis bermaksud berkonsultasi dengan jaksa penuntut di Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) untuk mengetahui bagaimana caranya agar penyelidikan diluncurkan.

Ia mengatakan Rusia bisa dihadapkan pada tuntutan kejahatan perang sehubungan kampanye pembomannya terhadap Aleppo.

"Ini termasuk semua yang berkomplot dengan kejadian di Aleppo, termasuk pemimpin-pemimpin Rusia," ujarnya.

“Kami tidak setuju dengan apa yang dilakukan Rusia, yakni membom Aleppo. Perancis berkomitmen untuk menyelamatkan penduduk Aleppo,” kata Ayrault.

Moskow berulangkali membantah menyerang warga sipil di Suriah dan mengatakan bahwa pihaknya menyasar kelompok teroris.

Menlu Perancis juga mengatakan bahwa Presiden Perancis Francois Hollande bisa menolak untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan berkunjung ke Perancis minggu depan.

Katanya, seandainya Hollande sepakat bertemu dengan Putin, "maka ini bukan untuk basa-basi, tetapi sudah saatnya bicara kenyataan.”

Putin dijadwalkan berkunjung ke Paris pada 19 Oktober untuk meresmikan sebuah gereja Ortodoks yang baru.

Hari Sabtu, Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang disponsori Perancis dan Spanyol guna mengakhiri pemboman di Suriah.

Belum jelas bagaimana ICC bisa menyelidiki pemboman di Aleppo karena baik Rusia maupun Suriah bukan anggota dari Mahkamah Kejahatan Internasional. Masalah ini bisa diajukan ke pengadilan oleh DK PBB, tetapi dewan tersebut sejauh ini menghadapi kebuntuan terkait isu Suriah. [jm]