Perancis Katakan Eropa Bukan ‘Budak’ AS

Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire di Washington, 20 April 2018. (Foto: dok).

Menteri Keuangan Perancis mengatakan negara-negara Eropa harus lebih keras lagi mendorong pemerintahan Trump terkait perjanjian nuklir Iran dan tidak bertindak sebagai “budak” Amerika.

Tetapi Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan penarikan Amerika dari perjanjian nuklir itu bukan alasan untuk menyingkirkan hubungan trans-Atlantik yang telah berlangsung puluhan tahun.

Negara-negara Eropa berupaya keras mencari cara untuk menyelamatkan perdagangan bernilai miliaran dolar yang mungkin terimbas oleh keputusan Presiden Amerika Donald Trump pekan ini untuk memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran. Trump berpendapat bahwa perjanjian nuklir tahun 2015, yang memungkinkan bagi pencabutan sanksi-sanksi, tidak cukup keras terhadap Iran.

Menteri Keuangan Perancis, Bruno Le Maire, Jumat (11/5) mengatakan pada radio Europe-1, bahwa Eropa seharusnya tidak menerima bahwa Amerika adalah polisi ekonomi dunia.

Le Maire mempertanyakan apakah Eropa ingin menjadi budak-budak yang mematuhi keputusan-keputusan yang diambil Amerika Serikat atau apakah Eropa ingin menyatakan memiliki kepentingan ekonomi sendiri dan mempertimbangkan akan melanjutkan perdagangan dengan Iran.

Merkel secara berhati-hati mengatakan, “Ini adalah hal serius, tetapi ini bukan alasan untuk mempertanyakan keseluruhan dari kemitraan trans-Atlantik.”

Ia mengakui tidak ada kepastian sejauh mana perjanjian nuklir Iran itu dapat dipertahankan jika kekuatan ekonomi raksasa tidak bergabung di dalamnya.

Menteri-menteri luar negeri Iran, Perancis, Inggris dan Jerman diperkirakan akan bertemu awal pekan depan untuk membahas langkah mereka selanjutnya.

Le Maire sendiri mengusulkan pembentukan sebuah lembaga di Eropa yang akan memiliki semacam kewenangan yang sama seperti yang dimiliki Departemen Kehakiman Amerika dalam menghukum perusahaan-perusahaan asing terkait praktik dagang mereka. [uh]