Perancis meminta sektor budaya tidak diikutsertakan dalam perjanjian perdagangan bebas Uni Eopa-AS untuk melindungi sektor hiburan di Eropa.
PARIS —
Negosiasi-negosiasi berlangsung Senin (8/7) antara pemerintah AS dan Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas terbesar di dunia.
Meski pembicaraan-pembicaraan ini dibayangi kemarahan Eropa atas program pengintaian AS, banyak hambatan potensial lainnya, termasuk tuntutan Perancis terkait "pengecualian budaya" untuk melindungi sektor film, televisi dan hiburan Internet Eropa.
Film Perancis The Artist mungkin menyabet beberapa penghargaan Academy Awards tahun lalu di Hollywood, namun di seluruh Eropa, film-film dan program radio serta televisi dari Amerika mendominasi bioskop dan gelombang udara.
Bahkan di Perancis, yang menerapkan kuota yang berpihak pada produksi lokal, beberapa dari film dan acara televisi yang paling populer diproduksi Hollywood.
Saat ini, seiring adanya pembicaraan perdagangan antara Uni Eropa dan Washington, kegigihan Perancis untuk sebuah "pengecualian budaya" dapat menjadi titik kendala.
Perjuangan akan pengecualian budaya itu telah mewarnai industri film Eropa, sampai bintang The Artist Berenice Bejo sendiri berbicara dengan penuh semangat membela hal ini di Parlemen Eropa.
Namun klausul mengenai budaya ini bahkan terbukti kontroversial di Eropa sendiri. Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso, misalnya, mengkritiknya sebagai sikap "reaksioner" yang menentang globalisasi.
Barroso tidak secara spesifik menyebut pemerintah Perancis, namun kemudian ia mengatakan bahwa budaya harus mendapat perlakuan spesifik dalam pembicaraan perdagangan.
Tapi dalam wawancara dengan media Perancis, Barroso mengatakan bahwa mayoritas negara Uni Eropa mendukung posisi Komisi untuk tidak mengecualikan kategori apa pun sebelum pembicaraan perdagangan.
Meski demikian, kemarahan atas pernyataan "reaksioner" dari Barroso terdengar di seluruh kalangan politik Perancis, dari pemimpin sayap kanan Marine Le Pen sampai Perdana Menteri dari Partai Sosialis Jean-Marc Ayrault.
Dalam sidang parlemen Perancis, Ayrault mengatakan pembelaan terhadap budaya bukanlah sikap reaksioner. Sebaliknya, hal itu merupakan penegasan yang penting atas keberagaman budaya dunia, yang bahkan Barroso sendiri harus terima.
Namun menurut analis Perancis Philippe Moreau Defarges, kampanye untuk pengecualian budaya sudah kalah duluan.
"Anda harus lihat layar-layar di Paris, banyak sekali film Amerika. Jelas bahwa Hollywood hadir di mana saja. Dan pengecualian budaya tidak akan mengubahnya," ujarnya.
Beberapa warga di Paris, seperti pasangan Morelle and Xavier Dupuis yakin harus ada klausul pengecualian budaya dalam pembicaraan tersebut, meski ada perbedaan-perbedaan dalam kualitas sinema Perancis.
Pasangan tersebut mengatakan pengecualian seperti itu akan membuat aktor-aktor muda Perancis muncul dan berkembang.
Warga lainnya, Helene Bugaut, sepakat.
Bugaut mengatakan pemerintah benar karena telah membantu produksi Perancis, karena dunia didominasi oleh pembicara berbahasa Inggris. Ia mengatakan telah menonton banyak sekali film Perancis.
Meski pembicaraan-pembicaraan ini dibayangi kemarahan Eropa atas program pengintaian AS, banyak hambatan potensial lainnya, termasuk tuntutan Perancis terkait "pengecualian budaya" untuk melindungi sektor film, televisi dan hiburan Internet Eropa.
Film Perancis The Artist mungkin menyabet beberapa penghargaan Academy Awards tahun lalu di Hollywood, namun di seluruh Eropa, film-film dan program radio serta televisi dari Amerika mendominasi bioskop dan gelombang udara.
Bahkan di Perancis, yang menerapkan kuota yang berpihak pada produksi lokal, beberapa dari film dan acara televisi yang paling populer diproduksi Hollywood.
Saat ini, seiring adanya pembicaraan perdagangan antara Uni Eropa dan Washington, kegigihan Perancis untuk sebuah "pengecualian budaya" dapat menjadi titik kendala.
Perjuangan akan pengecualian budaya itu telah mewarnai industri film Eropa, sampai bintang The Artist Berenice Bejo sendiri berbicara dengan penuh semangat membela hal ini di Parlemen Eropa.
Namun klausul mengenai budaya ini bahkan terbukti kontroversial di Eropa sendiri. Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso, misalnya, mengkritiknya sebagai sikap "reaksioner" yang menentang globalisasi.
Barroso tidak secara spesifik menyebut pemerintah Perancis, namun kemudian ia mengatakan bahwa budaya harus mendapat perlakuan spesifik dalam pembicaraan perdagangan.
Tapi dalam wawancara dengan media Perancis, Barroso mengatakan bahwa mayoritas negara Uni Eropa mendukung posisi Komisi untuk tidak mengecualikan kategori apa pun sebelum pembicaraan perdagangan.
Meski demikian, kemarahan atas pernyataan "reaksioner" dari Barroso terdengar di seluruh kalangan politik Perancis, dari pemimpin sayap kanan Marine Le Pen sampai Perdana Menteri dari Partai Sosialis Jean-Marc Ayrault.
Dalam sidang parlemen Perancis, Ayrault mengatakan pembelaan terhadap budaya bukanlah sikap reaksioner. Sebaliknya, hal itu merupakan penegasan yang penting atas keberagaman budaya dunia, yang bahkan Barroso sendiri harus terima.
Namun menurut analis Perancis Philippe Moreau Defarges, kampanye untuk pengecualian budaya sudah kalah duluan.
"Anda harus lihat layar-layar di Paris, banyak sekali film Amerika. Jelas bahwa Hollywood hadir di mana saja. Dan pengecualian budaya tidak akan mengubahnya," ujarnya.
Beberapa warga di Paris, seperti pasangan Morelle and Xavier Dupuis yakin harus ada klausul pengecualian budaya dalam pembicaraan tersebut, meski ada perbedaan-perbedaan dalam kualitas sinema Perancis.
Pasangan tersebut mengatakan pengecualian seperti itu akan membuat aktor-aktor muda Perancis muncul dan berkembang.
Warga lainnya, Helene Bugaut, sepakat.
Bugaut mengatakan pemerintah benar karena telah membantu produksi Perancis, karena dunia didominasi oleh pembicara berbahasa Inggris. Ia mengatakan telah menonton banyak sekali film Perancis.