Perancis merayakan hari kemerdekaannya dengan pertunjukan penerbangan pesawat tempur dan pasukan anti teror berbaris dalam parade tahunan di Paris untuk pertama kalinya.
Serangan teror di bulan Januari dan aksi pemenggalan belum lama ini membayang-bayangi perayaan hari nasional Perancis, yang juga dikenal dengan sebutan Hari Bastille.
Salah seorang penonton, Philippe Bastelisa, 55 tahun, yang tinggal di Paris, mengatakan "sangat penting bagi [pasukan keamanan] untuk berpartisipasi dalam parade, mengingat situasi saat ini dan drama yang berlangsung di awal tahun.
Pengunjung lainnya, Katy-Pauli Giraud, 58 tahun, datang dengan sekelompok penonton dari Calais dan menyebut sudah sepantasnya ada penjagaan ketat terhadap ancaman bagi perayaan di hari yang sangat penting.
"Saya tidak takut. Saya merasa aman," katanya.
Presiden Perancis Francois Hollande menjadi inspektur parade tahunan di Champs-Elysees, bertemu dan menyapa anggota-anggota militer. Hollande didampingi tamu kehormatan, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto, yang pemerintahannya sedang dilanda masalah di dalam negeri setelah kaburnya seorang gembong narkoba dari penjara.
Parade ini memberi kehormatan bagi ketiga angkatan bersenjata, lebih dari 10.000 tentara, yang berpartisipasi dalam pengamanan pasca serangan terhadap tabloid satir Charlie Hebdo. Untuk pertama kalinya, penghargaan juga diberikan kepada para petugas penyelamat, petugas kepolisian dan polisi militer yang berspesialisasi pada kontra teror dan penculikan sandera.
Holland juga merayakan 70 tahun pembebasan Perancis dari Nazi Jerman, memberikan penghormatan kepada pasukan Orde Pembebasan Perancis. Parade ini mengikutsertakan hampir 100 pesawat dan helikopter militer.