Pihak berwenang di Perancis sedang menyelidiki tuduhan bahwa tentara mereka melakukan hubungan tidak senonoh dengan sejumlah anak-anak pada waktu misi penjagaan perdamaian di Republik Afrika Tengah, C.A.R, tahun lalu.
Pemerintah Perancis diberitahu pada akhir Juli tahun 2014 oleh Komisi Tinggi PBB urusan Hak Asasi Manusia mengenai tuduhan oleh anak-anak bahwa tentara Perancis telah melakukan kekerasan seksual terhadap mereka, menurut kementerian pertahanan dalam pernyataan hari Rabu (29/4).
Kelompok aktivis Dunia Bebas-AIDS mengatakan 15 tentara Perancis dituduh melakukan kekerasan seksual pada 10 anak-anak laki-laki, yang berusia antara delapan dan 15 tahun. Pelanggaran seks itu kabarnya terjadi di pusat pengungsi dekat bandara di ibukota, Bangui, antara Desember 2013 dan Juni 2014.
Jika tuduhan itu terbukti benar, kementerian pertahanan mengatakan “hukuman paling keras” akan dikenakan terhadap orang-orang yang didapati bertanggung jawab.
Tuduhan itu menimbulkan pertanyaan mengenai kehadiran tentara Perancis di beberapa bekas jajahannya di Afrika. Pasukan Perancis sedang membantu perang melawan Boko Haram di perbatasan Nigeria. Mereka juga memelihara perdamaian di Pantai Gading dan mengawal kota-kota terhadap pemberontak al-Qaida di Mali.
Republik Afrika Tengah telah dilanda oleh konflik antar agama sejak tahun 2012, ketika pemberontakan yang sudah lama membara oleh Muslim yang tinggal di timurlaut negara itu menggulingkan pemerintah yang berkuasa.