Perawatan di ICU Bisa Sadarkan Warga Yang Belum Divaksinasi

Perawat tengah menangani pasien COVID-19 di ruang ICU Providence Saint Joseph Medical Center di Burbank, California, 19 November 2020.

Satu pasangan suami istri di Arkansas menunda-nunda untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Mereka akhirnya dirawat di rumah sakit, sementara sang istri keguguran. Pengalaman dirawat di ruang perawatan intensif atau ICU dapat menyadarkan pasien mengenai pentingnya vaksinasi tersebut.

Di tengah peluncuran vaksin COVID-19 secara nasional di AS, banyak juga warga yang menunda atau bahkan menolak divaksinasi.

Dan sebagian dari mereka, akhirnya menyesal karena telah menundanya. “Kami hanya berpikir kami masih muda dan cukup sehat, dan kalau kami terjangkit, kondisinya tidak akan terlalu buruk. Tetapi ternyata buruk.”

Sedikit di luar kota Little Rock, Arkansas, Tate Ezzi dan istrinya, Christine, sedang menunggu kelahiran anak keenam mereka pada Mei lalu, sewaktu keduanya jatuh sakit dengan gejala COVID-19 yang parah.

Di rumah sakit University of Arkansas for Medical Sciences (UAMS) di Little Rock, Christine harus menggunakan ventilator dan kemudian Extracorporeal Membrane Oxygenation atau ECMO, mesin yang memompakan darah di luar tubuh pasien ke jantung dan paru-paru artifisial.

Your browser doesn’t support HTML5

Perawatan di ICU Bisa Sadarkan Warga Yang Belum Divaksinasi

Ezzi mengatakan Christine akhirnya keguguran. “Kami tahu bahwa janinnya lahir mati. Yang kami tahu adalah kadar oksigennya merosot terlalu rendah pada suatu waktu.”

Sementara itu Tate mulai merasakan sendiri gejala COVID-19 dan ia menghabiskan waktu delapan atau sembilan hari di rumah sakit. "Dan saya beritahu mereka, apapun pengobatannya, dapat kalian berikan untuk saya, apapun. Kalian harus membuat saya lebih baik, karena saya tahu Christine tidak dalam keadaan baik ketika itu.”

CEO UAMS Stephen Mette mengatakan kepada Reuters terlalu banyak warga Arkansas yang menunda vaksinasi karena berbagai alasan. Sayangnya, yang kerap terjadi adalah mereka baru berubah pikiran setelah harus berobat ke rumah sakit.

“Ada penolakan cukup besar untuk mendapatkan vaksinasi di kalangan masyarakat. Dan saya harus katakan bahwa semua pasien yang dirawat di rumah sakit di sini, setelah mereka pulih, kalau mereka belum divaksinasi, maka mereka memberitahu kami bahwa mereka benar-benar berubah pikiran dan akan divaksinasi begitu keluar dari rumah sakit,” jelasnya.

Pasien COVID-19 Brian Parisi (53), dari Orange County, dirawat oleh staf medis di ICU Rumah Sakit Providence St Joseph di Orange, California, AS, 23 Juli 2021. (REUTERS/Omar Younis)

Tentu saja, tidak semua orang menerimanya. “Saya mulai mengalami kesulitan bernapas dan kadar oksigen saya mulai turun. Jadi saya pikir, lebih baik saya ke rumah sakit. Dan mereka pun membawa saya ke ruang gawat darurat dan kemudian mengevaluasi saya, lalu membawa saya ke unit ini.”

Brian Parisi menghabiskan waktu lebih dari sepekan di ICU di Providence St. Joseph di Orange, California, berjuang melawan virus corona. Lelaki berusia 53 tahun yang belum divaksinasi itu mengatakan kepada Reuters bahwa ia tidak percaya vaksin akan membantu.

"Kalau mengingatnya lagi, saya sejujurnya tidak tahu apakah vaksin akan membuat perbedaan karena ada reaksi negatif yang dapat berasal dari vaksin,” komentarnya.

Dr. Dan Ponticiello (43), dan Dr. Gabriel Gomez (40), mengintubasi pasien COVID-19 di ruang ICU COVID-19 Rumah Sakit Misi Providence di Mission Viejo, California, AS, 8 Januari 2021. (REUTERS)

Dokter Jooby Babu, spesialis perawatan kritis paru, tidak sependapat. “Cukup jelas bahwa orang yang divaksinasi tidak akan mendapat gejala penyakit dan jauh lebih kecil kemungkinannya dirawat karena COVID.”

Setelah menghabiskan sebagian besar bulan Mei dan Juni di rumah sakit, Christine Ezzi masih lemah, tetapi kondisinya membaik setiap hari.

Tate Ezzi mengatakan ia kini memiliki pesan untuk sesama warga Arkansas mengenai vaksin. “Saya ingin orang-orang dapat mengambil keputusan sendiri, tentu saja. Tetapi saya benar-benar ingin memberitahu kisah saya karena kalau ini terjadi pada saya, ini dapat terjadi pada siapapun.” [uh/ab]