Perbatasan-perbatasan Eropa Kembali Dibuka

Pengunjung mengenakan masker wajah melakukan selfie di alun-alun Trocadero dekat Menara Eiffel, di Paris, saat Perancis mulai secara bertahap mengakhiri lockdown secara nasional di tengah pandemi Covid-19, 16 Mei 2020.

Pintu-pintu perbatasan di berbagai penjuru Eropa kembali dibuka, Senin (15/6), tiga bulan setelah ditutup karena wabah virus corona, Maret lalu. Meski demikian, karena sejumlah pembatasan masih berlaku, tidak jelas bagaimana orang-orang Eropa bisa bepergian musim panas ini. Benua itu pun masih tertutup bagi turis-turis internasional di luar Eropa, termasuk orang-orang Amerika dan Asia.

Pintu-pintu perbatasan di kebanyakan negara-negara Eropa, termasuk Jerman dan Perancis, mulai dibuka Minggu malam (14/6), setelah hampir dua pekan Italia membuka dirinya bagi para pendatang asing dari Eropa. Meski demikian, seluruh negara di blok tersebut diperkirakan baru akan menerima kunjungan pendatang dari luar Eropa pada awal bulan depan, atau bahkan bulan-bulan setelahnya.

Petugas menyingkirkan pagar pembatas di alun-alun Uni Eropa, di Nova Gorica, Slovenia, perbatasan Slovenia dan Italia, di tengah pandemi Covid-19, 15 Juni 2020.

Saat mengumumkan pembukaan pintu-pintu perbatasan dan restoran-restoran di Paris, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, “telah tiba saatnya membuka halaman baru pada masa krisis”, dan “menemukan kembali rasa kebebasan.” Namun ia memperingatkan, “Ini bukan berarti virus sudah punah dan kita bisa rileks. Musim panas 2020 akan berbeda daripada musim-musim panas sebelumnya.”

Universitas Johns Hopkins melaporkan, Eropa memiliki lebih dari 2 juta kasus dari 7,9 juta kasus virus corona yang dikukuhkan di dunia. Lebih dari 182.000 diberitakan meninggal terkait virus itu.

Para pejalan kaki mengenakan masker wajah di Madrid, Spanyol, 13 Mei 2020.


Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, Minggu (14/6), negaranya siap menerima para pengunjung dari Eropa mulai 21 Juni, mundur 10 hari dari rencana sebelumnya. Ia mengatakan, “Ancaman masih nyata. Virus masih ada.”

Sebagai langkah awal, Spanyol akan mengizinkan ribuan warga negara Jerman terbang ke Kepulauan Balearic, mulai Senin (15/6), dan membebaskan ketentuan karantina diri selama 14 hari. Upaya itu dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh praktik-praktik pengendalian virus corona yang diberlakukan Spanyol berpengaruh terhadap keselamatan dan keamanan turis. [ab/uh]