Ketika tank-tank Rusia meluncur ke Ukraina timur setahun yang lalu, jutaan orang Ukraina melarikan diri ke Polandia. Banyak yang datang dengan berjalan kaki melintasi perbatasan Medyka di mana lembaga-lembaga bantuan menyiapkan bantuan darurat besar-besaran.
Dua belas bulan kemudian, wartawan VOA Henry Ridgwell kembali ke Medyka untuk melihat apa yang telah berubah dan bagaimana pihak berwenang mempersiapkan kemungkinan gelombang pengungsi baru.
Kehidupan singkat Danil telah dijungkirbalikkan oleh invasi Rusia. Ia dan ibunya, Julia, melarikan diri dari Kyiv setahun yang lalu. Mereka tinggal di Dnipro, tetapi terpaksa melarikan diri lagi ketika kota itu diserang dan baru saja tiba di kota perbatasan Polandia, Medyka.
Sekarang mereka punya rencana baru. Pasangan baru Julia adalah seorang sopir truk. Mereka akan tinggal bersamanya di dalam truk saat ia mengemudikan truknya mengelilingi Eropa.
“Tidak terlalu buruk karena sangat hangat dan ada sedikit listrik. Ini sangat menarik untuk anak saya. Saya memiliki seorang putra berusia tiga tahun, dan ini tidak terlalu buruk, benar-benar aman bagi kami.”
Polina Osadcha membantu menjaga Danil. Osadcha adalah seorang pengungsi yang sekarang bekerja untuk PBB di pusat penerimaan pengungsi di perbatasan Medyka. Ia mengatakan warga Ukraina kini menyesuaikan dengan situasi perang di negara mereka.
“Ketika ada masalah pemadaman, awalnya semua orang stres, kaget, apa yang harus dilakukan? Tapi sekarang mereka punya genset, punya power bank,” jelasnya.
Warga Inggris Mo Hornik dan Mikey Stewart-Richardson berasal dari badan amal MAD Foundation yang membawa bantuan ke Ukraina dan mengantarkan pengungsi ke Inggris. Tapi kali ini penumpang yang mereka angkut adalah seekor kucing.
“Pemilik kucing ini sudah beberapa lama tinggal di Inggris dan sangat ingin bertemu kembali dengan pengasuhnya. Jadi, kami membantu mengorganisir pengiriman ini. Kini semakin penting, bahwa orang tetap tahu tentang situasi di Ukraina. Saya rasa banyak orang mungkin merasa bosan dengan berita yang mereka saksikan, tetapi situasinya masih sangat memilukan,” jelasnya.
Di pelintasan perbatasan Medyka, banyak yang berubah dalam setahun. Pada awal invasi Rusia, pengungsi yang mengalir melintasi perbatasan ini mencapai 30 ribu per hari.
Your browser doesn’t support HTML5
Sekarang hanya beberapa ratus yang melintasi perbatasan setiap hari. Dapur umum diganti dengan warung telepon seluler. Bis-bis dengan cepat mengangkut orang Ukraina menjauh dari perbatasan.
Wali Kota Przemyśl, Wojciech Bakun, yang terletak beberapa kilometer dari perbatasan itu, mengenang kekacauan setahun yang lalu.
“Empat puluh persen dari semua pengungsi dari Ukraina melintasi kota ini. Jadi ada sejumlah besar orang yang melintasi kota sekecil ini. Banyak dari mereka sangat kelaparan, kehausan. Sebagian membutuhkan bantuan medis,” terangnya.
Bekas supermarket di Przemyśl telah diubah menjadi pusat kemanusiaan. Gudang itu menyimpan makanan dan minuman dalam jumlah besar, persediaan medis, tempat tidur dan selimut.
Ada kekhawatiran serangan baru Rusia akan menciptakan gelombang pengungsi baru.
Wojciech Bakun, Wali Kota Przemyśl kembali mengatakan, “Kami siap memperluas sistem logistik kami. Kami masih memiliki tempat tidur yang disimpan di sekolah, hal-hal seperti itu, jadi kami siap menghadapi situasi itu lagi. Tapi mudah-mudahan situasi itu tidak akan terulang lagi.”
Invasi Rusia telah menyebabkan jutaan pengungsi datang ke Polandia dan perang berskala besar mengancam di gerbang NATO. Dua belas bulan kemudian, tidak terlihat bahwa konflik ini akan berakhir, dan semua pihak bersiap-siap untuk menghadapi perang yang lama. [my/jm]