Gallup memperkirakan bahwa sedikit di atas tujuh persen warga Amerika dewasa adalah lesbian, gay, biseksual, transgender atau mempertanyakan seksualitas mereka, yang dikenal juga sebagai LGBTQ.
Kelompok ini menggelar protes terhadap unggahan dari mantan Presiden Donald Trump di Twitter pada 2017, yang melarang kelompok transgender menjadi anggota militer.
Kurang dari sepekan setelah menjabat sebagai presiden, Joe Biden membatalkan larangan tersebut.
“Personel transgender, jika memenuhi syarat dalam segala hal, bisa memberikan pengabdian kepada pemerintah mereka di militer Amerika Serikat,” kata Biden.
“Cukup melegakan memiliki sebuah pemerintahan yang memahami siapa kami dan menghargai kami sebagai warga negara Amerika,” ujar Sarah Kate Ellis, Presiden dan CEO dari Glaad, sebuah organisasi advokasi LGBTQ.
Juga dalam masa pemerintahannya kali ini, Presiden Joe Biden menandatangani UU Penghormatan untuk Pernikahan, yang memberikan hak dan tunjangan di tingkat federal bagi pasangan sesama jenis.
Ini adalah apa yang dia katakan pada komunitas LGBTQ dalam sebuah acara di Gedung Putih.
“Anda dicintai. Anda didengarkan, Anda dimengerti, dan Anda dimiliki,” ujar Biden.
Randy Bravo, seorang pemilih secara terbuka menyatakan akan mendukung Biden.
“Sebagai seorang gay, Anda tahu, banyak hak-hak saya bisa berada dalam bahaya jika yang berkuasa adalah partai lain. Jadi, sebagian dari alasan mengapa saya mendukung Biden di periode saat ini, dan saya juga telah mendukung dia di periode terakhirnya yang lalu, adalah karena sikap pembelaannya,” ujar Bravo.
BACA JUGA: Biden Sebut UU Anti-Gay Uganda 'Memalukan'Mantan Presiden Donald Trump adalah presiden pertama yang menunjuk seorang pejabat kabinet yang secara terbuka menyatakan gay, namun dia secara keseluruhan mengambil sikap yang lebih konservatif. Dia sebelumnya mengatakan, “Tuhan menciptakan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan”.
Trump mengatakan, kelompok LGBTQ mengubah-ubah kata ganti terkait dengan jenis kelamin. “Ada apa dengan kata-kata ganti itu? Jika Anda benar-benar mempelajarinya dan memperhatikan itu, ini tidak benar. Ini tidak benar. Saya akan melindungi apa yang digariskan Tuhan,” papar Trump.
Ini adalah narasi yang didukung oleh para pemilihnya.
Salah satunya dari Thomas Isbell, yang menghadiri kampanye Trump di Ohio.
“Pihak Partai Republik lebih selaras dengan apa yang disampaikan oleh Injil dalam kaitan dengan penghapusan aborsi, dalam hal menyisihkan kelompok LGBTQ,” kata Isbel..
Presiden Biden telah mengutuk UU konservatif di tingkat negara bagian yang membatasi operasi yang menegaskan jenis kelamin dan membatasi pengelompokan –pengelompokan orientasi seksual. Sementara itu, mantan Presiden Trump justru menjanjikan ini dalam laman kampanyenya.
“Di hari pertama menjabat, saya akan menarik kembali kebijakan-kebijakan Biden yang culas terkait apa yang disebut sebagai “perawatan untuk menegaskan gender”. Itu konyol, sebuah proses yang mencakup memberikan penghambat pubertas bagi anak-anak, mengubah penampilan fisik mereka, dan pada akhirnya melakukan operasi pada anak-anak kecil,” kata Trump.
Your browser doesn’t support HTML5
Brad Woodhouse, seorang penasehat Partai Demokrat mengatakan, ini adalah tradisi di Partai Republik yang memang diinginkan oleh pemilih partai tersebut.
“Mereka anti imigran, anti transgender, anti gay, dan Trump memahami itu, dia mengambil isu itu, dia memegang sikap itu,” kata Woodhouse.
Kelompok LGBTQ membantu Biden memenangkan negara-negara bagian dengan jumlah pemilih yang cenderung sering berpindah partai atau swing states pada 2020. Sebuah jajak pendapat oleh kelompok advokasi GLAAD menunjukkan dukungan kuat yang sama bagi Biden. Namun mereka sangat mendesak Partai Republik untuk fokus pada ekonomi dibandingkan dengan membatasi hak-hak kelompok ini. [ns/ab]