Perdagangan dua arah China dengan Rusia meningkat pada bulan Juni hingga ke tingkat tertinggi sejak perang Ukraina dimulai, menurut data kepabeanan China pada Kamis (13/7). Ini tercapai pada waktu kedua negara bertetangga itu menggambarkan hubungan mereka mencapai tingkat tertinggi baru.
Nilai perdagangan bilateral melonjak menjadi $20,83 miliar pada bulan Juni, yang tertinggi sejak Februari 2022, menurut data Administrasi Umum Bea dan Cukai, terlepas dari melambannya permintaan global dan meningkatnya risiko geopolitik.
Impor China dari Rusia naik 15,7% menjadi $11,28 miliar, lebih pesat daripada pertumbuhan 10% pada bulan Mei. China telah membeli minyak, batu bara dan beberapa jenis logam Rusia dengan harga diskon.
BACA JUGA: Diplomat AS, China dan Rusia Desak Kerja Sama, tapi Tetap BertikaiEkspor ke Rusia melonjak 90,9% bulan lalu menjadi total $9,55 miliar, lebih lambat daripada pertumbuhan ekspor 114% yang tercatat pada bulan Mei.
Badan kepabeanan China tidak merilis rincian data itu pada hari Kamis.
Menurut badan analitik Autostat, enam dari 10 merek terkemuka berdasarkan pangsa pasarnya di industri otomotif Rusia adalah merek-mereka China, seperti Haval, Chery dan Geely, yang mengisi kekosongan akibat hengkangnya perusahaan-perusahaan Barat dari negara itu.
Presiden China Xi Jinping hari Senin berjanji akan terus bekerja sama dengan Rusia untuk membangun kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif.
Kremlin pada Rabu (12/7) mengatakan bahwa lawatan Presiden Vladimir Putin ke China telah ada dalam agendanya, dan menambahkan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menjaga hubungan baik antara negara mereka. [uh/ab]