Nasib Fluffy berakhir di Wildlife Learning Center, Pusat Pembelajaran Satwa Liar, di Sylmar, California, setelah bak mandi yang menjadi rumah aligator itu tak lagi mampu menampung tubuhnya yang telah berkembang terlalu besar.
Sementara itu para pemiliknya mungkin dijatuhi hukuman atas kejahatan mereka karena di California, memelihara hewan-hewan eksotis – termasuk aligator – sebagai hewan peliharaan di rumah adalah tindakan ilegal.
David Riherd adalah salah seorang pendiri pusat pembelajaran itu, yang kini menjadi tempat tinggal Fluffy dan beberapa hewan eksotis lain yang ditelantarkan.
Riherd mengemukakan, “Ini adalah aligator Amerika yang dimiliki seseorang sebagai hewan peliharaan. Mereka memeliharanya di bak mandi mereka, dan dalam hal itu, mereka secara sukarela melepaskan sendiri hewan itu.”
Pada 2005, Reggie, seekor aligator lainnya, menjadi berita utama ketika ia muncul di perairan di Los Angeles. Perlu waktu 18 bulan untuk membawanya ke LA Zoo, kebun binatang Los Angeles. Para mantan pemilik Reggie mendapatkan hewan eksotis itu dari pasar gelap.
Sara Walker, dari Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium mengatakan menemukan satwa-satwa eksotis di pasar gelap merupakan hal mudah.
Ia mengatakan, “Di seluruh AS, para pemantau satwa liar menyita 27 hewan hidup per hari. Hewan-hewan itu diselundupkan, kadang-kadang melalui pos, kadang-kadang dengan pesawat udara, dimasukkan ke kargo dan dibawa penumpang. Percaya atau tidak, petugas benar-benar menemukan orang-orang dengan burung, kura-kura dan semua jenis hewan, yang ditempelkan dan dililitkan ke tubuh mereka ...”
Para petugas di bandara Los Angeles – gerbang udara utama untuk masuk ke Pantai Barat AS – menemukan banyak jenis satwa eksotis. Jadi, inilah tempat di mana para pelestari lingkungan memutuskan untuk membuka pameran khusus mengenai penyelundupan satwa liar.
Sara Walker mengatakan, “Ini adalah eksibisi keempat kami di AS. Bandara Los Angeles merupakan lokasi yang sangat penting bagi kami, karena ini adalah bandara yang sibuk; para petugas di sana melihat banyak satwa hidup dan produk-produk hewan yang diselundupkan setiap hari.”
Your browser doesn’t support HTML5
Perdagangan satwa liar menghasilkan uang sekitar 23 miliar dolar per tahun bagi para pemburu liar dan penyelundup, menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri. Riherd mengatakan burung termasuk di antara satwa penghasil uang terbanyak. Kata Riherd,
“Beberapa spesies burung, yang terlintas di benak saya, harganya sangat mahal, seperti toucan dan berbagai jenis beo yang terancam punah... Burung-burung itu harganya sangat mahal. Yang mengejutkan, banyak kucing eksotis – bahkan harimau – harganya tidak semahal yang Anda bayangkan,” ujarnya.
Tragisnya, menurut sebuah penelitian baru-baru ini, sekitar 70 persen hewan peliharaan eksotis yang diselundupkan itu mati sebelum mencapai pasar. Sementara itu, hewan-hewan yang diselamatkan sering kali berakhir di tempat-tempat penampungan sementara yang tidak tahu cara merawat mereka. [uh/ab]