Perdana Menteri Bulgaria Kiril Petkov mengatakan pada Rabu (26/1) bahwa solusi diplomatik diperlukan untuk meredakan ketegangan yang terjadi di wilayah perbatasan antara Ukraina dan Rusia.
“Kabinet memutuskan untuk memprioritaskan segala cara dari pihak Bulgaria untuk mengurangi ketegangan antara NATO dan Rusia, serta menggunakan semua kemungkinan melalui sarana diplomatik untuk menyelesaikan konflik ini,” kata Petkov.
BACA JUGA: AS Tanggapi Tuntutan Keamanan Rusia, Kembali Serukan DiplomasiBerbicara di Parlemen setelah pertemuan dalam pemerintahannya mengenai krisis itu, Petkov mengatakan bahwa risiko utama bagi Bulgaria terkait dengan krisis Rusia dan Ukraina adalah soal pasokan energi dari Rusia. Bulgaria hampir seluruhnya bergantung pada gas alam dan bahan bakar Rusia untuk reaktor nuklirnya.
“Bersama dengan upaya diplomatik, Bulgaria harus mengambil langkah untuk mengembangkan potensi pertahanannya sendiri ke arah mempersiapkan kelompok pertempuran batalion pasukan Bulgaria, menggunakan rantai komando nasional, yang akan menjadi posisi kami dalam kerangka aksi yang dibahas di NATO,” kata Menteri Pertahanan Bulgaria Stefan Yanev.
BACA JUGA: AS dan Eropa Siapkan Rencana Darurat Energi di tengah Krisis Rusia-UkrainaBulgaria, negara termiskin di Uni Eropa, bergabung dengan NATO pada tahun 2004. Sejak saat itu, Bulgaria berjuang untuk mengganti peralatan militernya dari era Soviet dengan memperoleh aset militer terkini untuk memenuhi standar NATO dan meningkatkan kemampuan tentaranya.
“Tujuan kami adalah Bulgaria tidak lagi hanya menjadi konsumen keamanan, tetapi sebagai mitra konstruktif di NATO,” kata Petkov. [lt/ka]