Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, Senin (13/5), mengatakan dia terbuka untuk mengizinkan senjata nuklir di tanah Swedia selama masa perang. Di saat bersamaan, para kritikus mendesak anggota baru NATO ini untuk melarang penempatan senjata nuklir di wilayahnya.
Parlemen Swedia direncanakan akan melakukan pemungutan suara terkait Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan (DCA) dengan Amerika Serikat pada Juni. Kesepakatan ini akan membuka akses bagi Amerika Serikat terhadap basis militer di Swedia dan memungkinkan penyimpanan peralatan militer dan senjata di negara Skandinavia itu.
Swedia meninggalkan sikap nonblok kemiliteran mereka yang berusia dua abad, untuk bergabung dengan NATO pada Maret tahun ini.
Desakan telah mengemuka beberapa pekan terakhir, di antaranya dari Asosiasi Arbitrasi dan Perdamaian Swedia, agar pemerintah memastikan secara tertulis dalam kesepakatan DCA bahwa negara itu tidak akan mengizinkan senjata nuklir di wilayah mereka.
Pemerintah berulang kali menegaskan bahwa tidak diperlukan larangan yang tertulis, dengan mengutip “konsensus luas terkait senjata nuklir” di Swedia dan juga keputusan parlemen yang melarang senjata nuklir di negara itu pada masa damai. Namun, Kristersson mengatakan pada Senin, bahwa pada masa perang ceritanya akan berbeda.
BACA JUGA: PM Baru Swedia Terbuka pada Senjata Nuklir Jika Gabung NATO“Dalam sebuah situasi perang, itu adalah persoalan yang sama sekali berbeda. Ini akan tergantung sepenuhnya pada apa yang akan terjadi,” kata dia kepada lembaga penyiaran publik, Radio Swedia.
“Dalam skenario terburuknya, negara-negara demokratis di belahan lain bumi kita, harus sepenuhnya bisa mempertahankan diri mereka sendiri melawan negara-negara yang bisa mengancam kita dengan senjata nuklir.”
Dia bersikeras bahwa keputusan semacam itu, untuk menempatkan senjata nuklir di Swedia, akan diambil oleh Swedia sendiri, bukan Amerika Serikat. “Swedia mengambil keputusan atas wilayah Swedia sendiri,” kata dia.
Namun dia menekankan “tujuan sepenuhnya dari keanggotaan NATO dan pertahanan kita adalah memastikan bahwa situasi semacam itu tidak muncul.”
Jika Ukraina telah menjadi anggota NATO, “mereka tidak akan diserang oleh Rusia,” kata dia.
Partai Demokratik Sosial Swedia, yang berkuasa ketika Swedia mengajukan permintaan keanggotaan NATO pada Mei 2022, mengatakan bahwa pada saatnya mereka akan berupaya untuk menunjukkan “keberatan sepihak terhadap pengerahan senjata nuklir dan pangkalan tetap di wilayah Swedia”.
Negara tetangga mereka di kawasan Nordik, yaitu Denmark dan Norwegia, yang telah menjadi anggota NATO, menolak untuk mengizinkan negara lain membangun pangkalan militer permanen atau senjata nuklir di wilayah mereka pada masa damai. [ns/uh]