Di Hong Kong dan China, jalanan sepi dan bisnis ditutup dengan karantina ketat untuk menghentikan penyebaran wabah, yang kemungkinan akan berakibat buruk, kata David Dollar dari Brookings Institution, lembaga riset di Washington, DC.
“Ada daerah-daerah yang menghasilkan sekitar dua pertiga PDB China yang sudah memperpanjang masa liburnya beberapa minggu lagi. Buruh migran tidak akan kembali ke pabrik. Jadi, jelas, hasil ekonomi kuartal pertama dan hampir dipastikan kuartal kedua 2020 akan sangat buruk," ujar Dollar.
BACA JUGA: Korban Tewas Virus Corona Melonjak Jadi 563, China Catat 73 Kematian BaruFrancis Lun, CEO perusahaan sekuritas, Hong Kong Geo Securities, memperingatkan dampaknya bisa sampai keluar Asia.
"Mungkin pertumbuhan ekonomi global akan menyusut 0,5 persen," kata Lun.
Sementara itu, Li Zimin, petani stroberi di Jiujiang, yang berbatasan dengan Provinsi Hubei, asal virus itu, mengatakan sekarang biasanya "puncak musim" stroberi. Namun akibat wabah, pendapatan hariannya berkurang drastis.
Zimin, usia 38 tahun, memiliki sekitar 23 rumah kaca yang tersebar di lahan seluas lebih dari setengah hektar (0,6 hektar) di daerah yang sejak dulu terkenal dengan petani dan pemetik stroberi.
BACA JUGA: Wabah Virus Corona Menguji Hubungan AS-China"Saya benar-benar sedih mengenai hal ini, sedikit kecewa. Tapi sekarang, menghadapi epidemi yang bukan buatan manusia, tidak ada yang bisa kami lakukan. Saya hanya berharap epidemi ( virus corona) ini bisa cepat selesai sehingga stroberi saya bisa kembali pada tingkat penjualan normal," tutur Zimin.
Wabah corona bahkan telah mencapai pusat perjudian China di Makau di mana operator kasino pada hari Selasa diminta untuk menutup operasi selama dua minggu. Kasino-kasino Makau biasanya dipadati para pejudi papan atas China, tetapi minggu ini sepi karena orang-orang berusaha menghindari tertular virus corona Wuhan. [my/ka]