Perempuan Darwis Sufi Alami Siksaan di Penjara Iran

Foto Sepideh Moradi, perempuan penganut Darwis Sufi Gonadabi, yang ditahan di penjara Qarchak sejak Februari, bersama dengan ayahnya.

Seorang anggota minoritas Darwis Gonadabi, kelompok penganut Sufi di Iran, mengatakan dia mengetahui bahwa putrinya, yang dipenjara bersama dengan beberapa perempuan darwis di dekat Teheran, dipukuli dengan kejam oleh polisi Iran.

Dalam wawancara telepon Kamis dengan VOA, Sedigheh Khalili mengatakan dia mendengar tentang penyiksaan itu ketika mengunjungi penjara Qarchak di pinggiran selatan Teheran.

Putri Sedigheh, Sepideh Moradi, adalah salah seorang dari 10 perempuan penganut agama minoritas itu. Putrinya ditahan di sana sejak Februari, ketika ia ikut dalam protes anti-pemerintah yang berubah menjadi bentrokan mematikan dengan polisi di Teheran.

Berbicara dari luar penjara Qarchak, Khalili mengatakan dia dan anggota keluarga lainnya dari perempuan yang ditahan itu, mencoba untuk menengok saudara mereka di penjara. Namun, dia mengatakan, petugas penjara menolak permintaan mereka untuk bertemu dengan tahanan dan tahanan tidak boleh menerima telepon dari para kerabat.

"Sementara kami menunggu permintaan kami dikabulkan," kata Khalili, "beberapa penjaga penjara yang lewat berkata, ‘kemarin ada pemberontakan di sini, dan beberapa perempuan dipukuli dengan tongkat, disetrum dengan Tasers dan rambut mereka dijambak'.”

Baca juga: Bentrokan Demonstran Sufi di Iran, 5 Tewas dan Ratusan Ditangkap

Situs berita utama di luar negeri yang meliput anggota Darwis Gonadabi, Majzooban Noor, juga melaporkan insiden pemukulan terhadap perempuan itu., Mereka mendapat informasi tentang insiden pada Rabu (13/6/2018) dari sumber di penjara.

Khalili mengatakan, dia mendengar dari beberapa penjaga penjara bahwa insiden dimulai ketika para perempuan dilarang menelpon dengan kartu telepon dan menolak untuk kembali ke sel sampai mereka diizinkan menelpon.

Dia mengatakan, para penjaga mengatakan padanya bahwa agen keamanan menanggapi protes dengan memukuli mereka. Khalili mengatakan, seorang sipir penjara yang bertemu dengan kerabatnya memberi tahu mereka bahwa saudara mereka dalam keadaan sehat dan telah diperiksa oleh dokter. Dia menambahkan, sipir membantah laporan tentang pemukulan dan mengatakan hal itu itu hanyalah kebohongan. [ps/ii]