Perempuan pribumi Amerika pertama yang terbang ke luar angkasa, pada Rabu (19/10), mengatakan ia terpesona akan keindahan dan keagungan bumi. Ia mengatakan bahwa dirinya berusaha menyalurkan "energi positif" ketika menjalankan misinya yang berlangsung selama lima bulan.
Astronaut NASA Nicole Mann dari Stasiun Luar Angkasa Internasional mengatakan ia mendapat banyak doa dan berkah dari keluarga dan komunitas sukunya. Ia adalah anggota Wailacki dari Suku Indian Round Valley di California Utara.
Mann memamerkan dream catcher atau gantungan khas suku asli di Amerika yang dibawanya. Gantungan tersebut merupakan hadiah masa kecil dari ibunya yang selalu ia simpan. Gantungan tradisional kecil yang bundar dihiasi bulu burung itu biasanya digunakan sebagai perlindungan, dan ia mengatakan gantungan itu memberinya kekuatan dalam menghadapi masa-masa sulit.
Bertahun-tahun sebelum bergabung dengan NASA pada 2013, ia menjadi pilot tempur di Irak untuk angkatan laut AS.
"Menguatkan, mengetahui bahwa saya mendapat dukungan dari keluarga dan komunitas saya dan ketika menemui kesulitan atau menghadapi kesulitan atau saya jenuh dan putus asa, kekuatan itu saya gunakan untuk terus bekerja agar misi berhasil," kata Mann kepada kantor berita Associated Press, yang mengumpulkan pertanyaan dari anggota dan kantor berita suku di seluruh AS.
Mann mengatakan ia selalu mengingat nasihat ibunya tentang pentingnya energi positif, terutama pada hari peluncuran.
"Mungkin sulit bagi sebagian orang untuk memahaminya karena tidak terlalu nyata," katanya. "Tapi energi positif itu sangat penting, dan kita bisa mengendalikan energi itu, dan itu membantu mengendalikan sikap kita."
Mann, 45, seorang kolonel AL dan pilot uji yang lahir di Petaluma, California, mengatakan penting untuk mengenali ada semua jenis orang di stasiun luar angkasa. Stasiun ini sekarang menampung tiga orang asal Amerika Serikat, tiga orang Rusia, dan satu astronaut Jepang. [my/rs]