Perempuan Vietnam Bertekad Minta Pertanggungjawaban Penggunaan “Agen Oranye”

Tran To Nga, mantan jurnalis berusia 78 tahun, saat memberikan pidato di Paris, Perancis, 30 Januari 2021, dalam acara untuk memberi dukungan kepada orang-orang yang terpapar Agent Orange, herbisida beracun dalam Perang Vietnam War.

Seorang perempuan lansia Perancis keturunan Vietnam, Selasa (11/5), bertekad melanjutkan perjuangan hukum untuk mendapatkan kompensasi atas masalah kesehatan yang dideritanya, yang menurutnya disebabkan oleh paparan herbisida beracun “Agen Oranye” selama Perang Vietnam.

Pengadilan Perancis awal pekan ini menolak gugatan yang diajukan Tran To Nga, yang berusia 79 tahun, terhadap 14 perusahaan kimia. Namun, Tran mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan mengajukan banding.

“Saya kecewa, saya marah, tetapi saya tidak sedih,” ujar Tran dalam konferensi pers yang disiarkan oleh Reuters TV.

“Kami akan melanjutkan (ke pengadilan yang lebih tinggi) karena tujuan kami adalah mencari keadilan. Kebenaran ada di pihak kami,” ujarnya.

Antara awal 1960an hingga awal 1970an, pesawat-pesawat tempur Amerika menjatuhkan sekitar 18 juta galon atau sekitar 68 juta liter “Agen Oranye” untuk menggunduli hutan dan menghancurkan Viet Cong. Disebut “Agen Oranye” karena herbisida ini disimpan dalam drum dengan pita oranye.

Tran, yang ketika itu berusia 20 tahun, bekerja sebagai wartawan dan aktivis di Vietnam. Ia mengatakan ia menderita berbagai efek “Agen Oranye,” termasuk diabetes tipe 2 dan alergi insulin yang langka. Gugatannya ini pertama kali diajukan pada 2014, dengan meminta kompensasi dari perusahaan-perusahaan kimia, termasuk perusahaan Amerika, Dow Chemical dan Monsanto, yang kini dimiliki Bayer-Jerman.

Perusahaan-perusahaan multinasional itu mengatakan mereka tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas mengapa militer Amerika memutuskan untuk menggunakan produknya.

Sejauh ini hanya veteran militer Amerika dan negara-negara yang terlibat dalam Perang Vietnam yang telah memenangkan gugatan kompensasi atas “Agen Oranye.” Pada 2008, sebuah pengadilan banding federal Amerika menguatkan penolakan gugatan perdata terhadap perusahaan-perusahaan kimia besar di Amerika yang disampaikan para penggugat asal Vietnam.

Amerika menyatakan tidak ada hubungan yang terbukti secara ilmiah, yang mendukung klaim keracunan dioksin sebagaimana disampaikan para penggugat dari Vietnam itu. [em/lt]