Peretas China mengakses jaringan penyedia broadband AS dan memperoleh informasi dari sistem yang digunakan pemerintah federal untuk penyadapan yang disahkan pengadilan, demikian laporan harian Wall Street Journal (WSJ) pada hari Sabtu (5/10).
Surat kabar tersebut dengan mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini mengatakan dalam temuan baru-baru ini, Verizon Communications, AT&T dan Lumen Technologies termasuk di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang jaringannya dibobol oleh penyusupan.
Para peretas mungkin sudah berbulan-bulan memperoleh akses ke infrastruktur jaringan yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut untuk bekerja sama dengan permintaan yang disahkan pengadilan dalam memperoleh data komunikasi, kata WSJ. Harian itu menambahkan bahwa para peretas juga telah mengakses tahap-tahap lain dari lalu lintas internet.
Kementerian Luar Negeri China pada hari Minggu menanggapi bahwa mereka tidak mengetahui serangan yang dijelaskan dalam laporan tersebut, tetapi mengatakan bahwa Amerika Serikat telah “mengarang narasi palsu” untuk “menjebak” China di masa lalu.
BACA JUGA: Peretas Rusia Serang Sejumlah Mantan Dubes ASBeijing sebelumnya telah membantah klaim oleh pemerintah AS dan pihak-pihak lain bahwa mereka telah menggunakan peretas untuk membobol sistem komputer asing. Lumen Technologies menolak berkomentar, sementara Verizon dan AT&T belum menanggapi permintaan berkomentar.
WSJ mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok peretas China dengan tujuan mengumpulkan informasi intelijen. Para penyelidik AS menjulukinya sebagai “Topan Garam.” Awal tahun ini, penegak hukum AS mengganggu kelompok peretasan besar China yang dijuluki “Topan Rami,” beberapa bulan setelah berkonfrontasi dengan Beijing mengenai spionase siber yang luas di bawah kampanye yang diberi nama “Topan Volt.”
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya mengatakan bahwa badan-badan keamanan siber Beijing telah menemukan dan mempublikasikan bukti yang menunjukkan bahwa “Topan Volt" dilakukan oleh “sebuah organisasi ransomware internasional.” [my/jm]