Kunjungan pertama Presiden China Xi Jinping ke Amerika Serikat pekan depan berlangsung di tengah ketegangan antara kedua negara, khususnya mengenai isu cybersecurity.
Presiden Barack Obama mengatakan pencurian di dunia maya "mungkin akan menjadi salah satu topik utama" yang akan dibahas dengan Presiden Xi. Awal pekan ini Obama mengatakan kepada para tokoh-tokoh bisnis AS bahwa pencurian rahasia dagang oleh China merupakan "tindakan agresi yang harus kita hentikan."
Spionase yang dilakukan online merupakan "secara mendasar berbeda dengan pemerintah Anda atau kepanjangan tangannya yang secara langsung terlibat dalam tindakan memata-matai industri dan pencurian informasi yang merupakan rahasia perusahaan," ujar Presiden Obama.
Kemungkinan sanksi?
Para pejabat AS telah menyarankan penjatuhan sanksi untuk menanggapi masalah ini. Obama mengatakan dalam pertemuan dengan para pemimpin bisnis, bahwa pemerintah AS sedang mempersiapkan "sejumlah langkah yang akan menunjukkan kepada China bahwa ini merupakan perkara serius."
Tajuk rencana dalam harian Global Times yang disponsori pemerintah China Jumat (18/9) menyebut komentar presiden AS tersebut "mengecewakan" dan mengatakan bahwa Amerika melebih-lebihkan ancaman keamanan cyber. Pemerintah China juga mengklaim mereka menjadi korban dari serangan online.
Cina telah berulang kali menekankan mereka sudah berupaya menangani kejahatan cyber. Pekan ini, Zheng Zeguang, seorang asisten menteri luar negeri, menyatakan pemerintah menentang segala jenis aktivitas peretasan.
"Siapa pun yang melakukan serangan peretasan atau spionase bisnis di China melanggar hukum negara dan akan dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Zheng.
China membantah laporan-laporan yang sudah beredar yang membuktikan keterkaitan antara peretasan yang menyasar pihak-pihak asing dengan unit-unit militer China (eis/aa).