Sekutu-sekutu Presiden Rodrigo Duterte tampaknya unggul secara meyakinkan dalam pemilu Senat Filipina – benteng pertahanan terakhir oposisi dalam menghadapi pemimpin populis yang dituduh melanggar HAM besar-besaran.
Hasil perhitungan pendahuluan dari 94 persen suara yang sudah terkumpul pada pemilu sela hari Senin (12/5) lalu, menunjukkan, sedikitnya delapan kandidat yang didukung Duterte unggul dalam perebutan 12 kursi di Senat yang beranggotakan 24 orang. Hasil perhitungan resmi Komisi Pemilu Filipina diperkirakan baru akan diumumkan sepekan lagi.
Mereka yang unggul termasuk mantan kepala polisi nasional Ronald dela Rosa, yang menjalankan operasi penumpasan narkoba yang dicanangkan Duterte, yang diyakini telah mengakibatkan tewasnya ribuan tersangka pengedar narkoba.
Pemilu Senin dipandang banyak pengamat sebagai barometer dukungan publik terhadap Duterte yang saat ini memasuki pertengahan masa jabatannya. Konstitusi Filipina hanya membolehkan presiden menjalani satu masa jabatan, atau enam tahun. Upaya penumpasan narkoba, gaya kepemimpinan yang bukan ortodoks, dan pernyataan-pernyataan yang keras dan tidak ramah, serta sikap terang-terangannya yang merangkul China menandai secara khas masa kepresidenannya.
Pemilu sela untuk Senat di Filipina berlangsung bersamaan dengan pemilihan kepala daerah.Tiga anak Duterte juga diperkirakan akan memenangkan kursi walikota, kursi wakil walikota dan sebuah kursi di dewan kota Davo.
Duterte dulunya adalah walikota Davao. Pria yang kini berusia 74 tahun ini sempat dijuluki Duterte Harry karena sewaktu menjabat sebagai walikota sering terlibat dalam aksi penumpasan kejahatan dan narkoba dengan menggunakan motor Harley Davidson, seperti tokoh yang diperankan aktor Clint Eastwood dalam film Dirty Harry. (ab)