"Pada jam ini, pasukan Amerika dan koalisi sedang dalam tahap awal operasi militer untuk melucuti senjata Irak, membebaskan rakyatnya, dan mempertahankan dunia dari bahaya besar," kata mantan Presiden AS George W. Bush.
Sebuah kampanye pengeboman yang “mengejutkan dan mengherankan” menggugah Bagdad untuk memulai perang 20 tahun lalu.
Militer AS menggulingkan rezim Saddam Hussein dan akhirnya menangkap diktator yang digulingkan itu. Rakyat Irak yang hidup dalam masa pemerintahannya mengatakan, itu mengerikan dan brutal.
Seorang ahli biologi Irak, Ahmed Alsuhail yang menjadi wartawan mengenang masa pemerintahan Saddam Hussein, "Itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan. Seperti ketika kita berbicara tentang Stalin atau Hitler. Itu situasi yang sama. Sepertinya tanpa belas kasihan. Sebuah pemerintahan seperti, rezim tanpa belas kasihan."
Presiden George W. Bush menyatakan "misi selesai" pada 1 Mei 2003, tetapi perang terus berlanjut karena sisa-sisa partai Baath Saddam dan pemberontak lainnya terus berlanjut melawan AS dan pasukan sekutu.
Menteri Luar Negeri AS saat itu, Colin Powell mengatakan, “Ambisi dan kebencian cukup untuk menyatukan Irak dan al-Qaida, maka al-Qaida belajar bagaimana membuat bom yang lebih canggih dan belajar memalsukan dokumen, sehingga al-Qaida dapat meminta bantuan Irak untuk memperoleh keahlian tentang senjata pemusnah massal.”
Irak tidak pernah terbukti memiliki senjata pemusnah massal, sementara korban jiwa bagi warga Irak dan tentara Amerika terus meningkat.
Para pengecam termasuk mantan Menteri Luar Negeri pemerintahan Obama, Jim Steinberg menyebut campur-tangan AS di Irak “tidak bijaksana.”
“Ada dua jenis kritik: pertama, tidak ada pembenaran untuk melakukan semuanya sejak awal. Dan yang kedua, ada beberapa pembenaran, tetapi hanya jika kita mampu memastikan bahwa apa yang terjadi setelah itu tidak lebih buruk daripada yang terjadi sebelumnya,” kata Steinberg.
Your browser doesn’t support HTML5
Presiden Barack Obama menarik pasukan AS dari Irak pada akhir 2011. Lalu masuk kembali ke negara itu tiga tahun kemudian untuk melawan pemberontak ISIS yang meningkat di tengah kerusuhan politik.
ISIS menguasai Mosul dan beberapa wilayah besar Irak sebelum kekalahan terakhirnya di sana pada tahun 2017.
AS secara resmi mengakhiri misi tempurnya di Irak pada 2021. Sekitar 2.500 tentara AS masih berada di Irak sebagai penasihat tentang cara terbaik melawan kubu ISIS.
Lebih dari 4.000 tentara AS tewas di Irak bersama puluhan ribu warga sipil Irak. [ps/lt]