Peringatan ke-50 Tahun Misi Apollo 8

  • Kane Farabaugh

ARSIP – Foto arsip yang diambil tanggal 18 Desember 1968 dari astronot awak misi Apollo 8, dari kiri, James Lovell, pilot modul pengendali; William Anders, pilot modul pendaratan di bulan; dan Frank Borman, komandan misi, berdiri di depan simulator misi (foto: AP Photo/Arsip)

Tahun 1968, di tengah ketegangan Perang Dingin dan mandat dari mendiang Presiden John F. Kennedy untuk menyelesaikan misi itu sebelum akhir dekade itu, tiga orang melakukan hal tersebut. Lima puluh tahun kemudian misi pertama NASA ke bulan itu masih dianggap sebagai salah satu yang paling berani.

Pada Malam Natal 1968, tiga astronot NASA – Bill Anders, Frank Borman dan Jim Lovell – dengan berani pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi orang sebelumnya.

Apollo 8 awalnya dirancang sebagai misi untuk menguji modul perintah dan bulan ketika mengorbit bumi. Tetapi Perang Dingin telah meluncurkan Lovell dan rekan-rekannya lebih jauh dari misi awal itu.

“Kami memiliki informasi intelijen bahwa Rusia akan menempatkan satu atau dua orang laki-laki untuk mengelilingi bulan,” ujar Lovell.

Ketika mereka meluncur dari Cape Canaveral, Florida, 50 tahun lalu, awak Apollo 8 berhasil mengalahkan niat Rusia ke bulan dan mencetak sejarah.

“Pekerjaan kita adalah mencari lokasi pendaratan yang tepat,” jelas Lovell.

“Setiap orang ingat bahwa Apollo 11 adalah pesawat yang membuat orang pertama kali berjalan di bulan, tetapi Apollo 8 adalah pesawat pertama yang membuat orang mendekati bulan,’’ jelas Andrew Johnston.

Andrew Johnston adalah Wakil Presiden Koleksi dan Astronomi di Planetarium Adler di Chicago, dimana pakaian ruang angkasa Jim Lovell dan panduan manual Apollo 8 kini dipamerkan.

“Inilah kali pertama manusia mendekati wilayah yang dekat dengan bumi dan pertama kali mata manusia melihat bulan secara lebih dekat,” papar Johnston.

Tetapi Johnston mengatakan penemuan paling penting tidak ditemukan di tempat tujuan Apollo 8 yang mengorbit bulan.

ARSIP – Foto yang diambil tanggal 24 Desember 1968 disediakan oleh NASA menunjukkan planet bumi di latar belakang permukaan bulan selama misi Apollo 8.

“Ini adalah pertama kali manusia melihat bumi sebagai obyek berwarna biru terang yang mengambang di ruang angkasa dan benar-benar mengubah cara pandang kita akan planet ini,” jelas Johnston.

Hal senada disampaikan Jim Lovell.

“Bagi saya ini adalah petualangan yang nyata. Ini seperti ekspedisi mini Lewis dan Clark,” ujar Lovell.

Jim Lovell mengatakan signifikansi misi Apollo 8 begitu terasa baginya tujuh bulan kemudian ketika ia menyaksikan awak Apollo 11 benar-benar mendarat dan berjalan di bulan. Apollo 11 juga meluncur dari Cape Canaveral. Ketika itu Lovell berdiri bersama pionir penerbangan terkenal lainnya, Charles Lindbergh.

‘’Ia memandang dengan penuh haru dan matanya berkaca-kaca. Ia memikirkan penerbangannya sendiri dari New York ke Paris yang mencapai 33 jam, dan mengatakan ini benar-benar suatu petualangan; tapi Apollo 8 adalah yang membuka jalan. Untuk penerbangan pertama ke bulan, untuk melihatnya, ini merupakan puncak petualangannya,” kenang Lovell.

ARSIP – Para penyelam membantu mengeluarkan awak Apollo 8 dari kapsul angakasa luarnya setelah mendarat di Samudra Pasifik, 27 Desember 1968.

Apollo 8 bukanlah perjalanan terakhir Jim Lovell ke bulan. Sebagai komandan misi Apollo 13 pada April 1970, ia akhirnya benar-benar melakukan perjalanan kembali ke permukaan bulan. Tetapi ia tidak mendarat. Sebuah kecelakaan memaksa awak Apollo 13 hanya dapat memotret bulan, sebelum kembali ke bumi dalam kondisi pesawat yang rusak.

“Houston we have problem,” lapor Lovell.

Kini Apollo 13 dikenang sebagai “pencapaian NASA yang gagal” dan meskipun akan menjadi misi Lovell terakhir ke ruang angkasa, ia mengatakan telah puas dengan menjadi orang pertama yang melihat bulan secara lebih dekat. Juga sebagai anggota misi bersejarah Apollo 8, yang disebut “Earthrise.” [em]