Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga beserta mahasiswa program pertukaran asal Belanda, Myanmar, Vietnam, Pakistan dan Maladewa, melakukan aksi tanam pohon mangrove di kawasan hutan bakau (mangrove), Wonorejo, Surabaya. Aksi ini dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh setiap 22 Maret.
Menurut Yulis Setya Dewi, Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, kegiatan menaman mangrove ini selain untuk menjaga kota Surabaya dari ancaman abrasi di masa mendatang, juga untuk menetralisir kandungan zat berbahaya dalam air akibat tingginya pencemaran air di kota Surabaya.
“Tujuan program ini adalah memperingati hari air sedunia. Mengapa di area mangrove karena kita tahu bahwa mangrove bisa menetralkan toksin-toksin yang ada di air laut. Kita tahu Surabaya adalah salah satu kota industri dan tentunya kandungan toksin di dalam air laut tinggi, oleh karena itu kita tidak ingin jumlah toksi di dalam air tinggi," kata Yulis Setya Dewi.
"Selain itu abrasi pantai mesti kita cegah, kita gak mau dong abrasi akan berlanjut sampai ke tengah kota, oleh karena itu proses abrasi harus kita stop dengan melindungi melalui penanaman mangrove,” lanjutnya.
Dikatakan oleh Ika Wahyu, mahasiswi peserta aksi tanam mangrove, penghijauan di kawasan pantai timur Surabaya masih perlu diperbanyak, karena kondisi hutan mangrove yang banyak rusak.
“Masih perlu dan harus dihijaukan, kan itu juga untuk future, masa depan anak cucu kita, bagaimana kalau misalkan kita sekarang tidak peduli kepada lingkungan, bagai dengan nasib anak cucu kita,” jelas Ika Wahyu.
Sementara itu Ivonne, mahasiswi asal Belanda yang belajar di Universitas Airlangga Surabaya mengungkapkan, kegiatan menanam mangrove sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, serta melindungi bumi dari kerusakan.
Your browser doesn’t support HTML5
“Kami berada di hutan mangrove ini untuk menanam beberapa tanaman mangrove, untuk menolong dan menjaga alam. Dan saya pikir ini adalah sungguh luar biasa, bagus untuk lingkungan dan menjaga planet bumi ini, saya pikir ini sangat penting,” kata Ivonne.
Ika Wahyu menambahkan, selain memperbanyak kegiatan tanam pohon termasuk menanam mangrove, pemerintah perlu mengajak masyarakat terlibat aktif dalam upaya menyelamatkan lingkungan serta air dari pencemaran.
“Mungkin lebih digalakkan atau mungkin ada penyuluhan kepada masyaralat sekitar, tidak hanya kayak penanaman mungkin, kalau misalnya buang sampah seperti itu, jangan buang sampah sembarangan kayak gitu, nanti kasihan air-airnya,” jelas Ika Wahyu.