Presiden Amerika Joe Biden hari Minggu (15/1) mengajak warga untuk mengkaji kehidupan Martin Luther King Jr. sebagai pelajaran untuk memperbaiki perpecahan, ekstremisme, dan ketidakadilan yang terjadi. Biden menjadi presiden pertama Amerika yang menjabat, yang berbicara di dalam acara kebaktian Minggu, di gereja tokoh hak-hak sipil tersebut di Atlanta.
Menandai libur nasional hari Senin (16/1), Biden menyampaikan kotbah di Gereja Baptis Ebenezer atas undangan pendetanya, Senator Raphael Warnock. Kotbah dipusatkan pada tema yang sama, yaitu negara dan dunia yang sedang berjuang melawan kekuatan otokratis.
“Faktanya adalah saya berdiri di sini, yang dalam pandangan saya sedang berada pada titik kritis bagi Amerika dan dunia, ujar Biden, dan menyebut hal itu sebagai “waktu untuk memilih.” “Apakah kita akan menjadi bangsa yang memilih demokrasi dari pada otokrasi,” tanyanya seraya menambahkan “kita harus memilih komunitas dari pada kekacauan. Apakah kita akan memilih cinta dari pada kebencian? Ini adalah pertanyaan pada zaman kita dan menjadi alasan saya berada di sini.”
Lebih jauh Biden mengatakan Dr. Martin Luther King Jr. berjuang demi hak suara, tetapi “kita sebaiknya mengingat bahwa misinya jauh lebih dalam. Ini soal spiritual. Soal moral.”
King, tambah Biden, sering bertanya, “Kemana tujuan kita? Pesan saya kepada bangsa ini adalah kita harus maju. Maju bersama.”
BACA JUGA: Hampir 60 Tahun Gerakan Hak-hak Sipil "March on Washington"Hari Minggu 15 Januari ini sedianya menjadi hari ulang tahun Martin Luther King Jr. yang ke 94.
King dibunuh pada usia 39 tahun di Memphis, Tennesse, pada tahun 1968, oleh James Earl Ray. King adalah pendeta gereja Ebenezer dari tahun 1960 hingga saat kematiannya.
“Perjuangan King untuk jiwa bangsa ini abadi,” ujar Biden dalam penghormatannya pada King. “Ini adalah perjuangan terus menerus antara harapan melawan ketakutan, kebaikan melawan kekejaman, keadilan melawan ketidakadilan.”
Banyak Presiden AS, termasuk Biden, yang telah mengunjungi Gereja Ebenezer ini untuk menghormati King; biasanya pada acara-acara menjelang hari ulang tahunnya. Tetapi Biden adalah presiden pertama yang berbicara dari mimbar pada kebaktian Minggu reguler.
King “mengingatkan kita bahwa kita terikat dalam satu takdir, bahwa ini bukan soal Demokrat dan Republik, bukan soal merah, kuning, coklat, hitam dan putih,” ujar Warnock.
Biden para hari Senin akan bertemu dengan akvitis hak-hak sipil Al Sharpton di Washington DC, dan berbicara dengan kelompoknya “National Action Network.”
Biden diperkirakan akan mengumumkan pencalonannya kembali dalam beberapa minggu mendatang.
Biden terpilih dalam pemilu tahun 2020 berkat dukungan kuat pemilih kulit hitam dan telah berjanji akan melakukan lebih banyak hal guna memperluas hak pilih dan mengatasi masalah ketidakadilan rasial. Tetapi sebagian kelompok aktivis memboikot pidatonya tahun 2022 untuk menghormati King, karena kecewa atas apa yang mereka anggap sebagi kurangnya tindakan Biden. [em/ka]