Peringatkan Penggantinya, Mantan PM Turnbull Ingatkan Dampak Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem

Presiden Joko Widodo melangsungkan pertemuan dengan beberapa tokoh dunia, antara lain mantan PM Australia Malcolm Turnbull di sela-sela pertemuan tahunan "Our Ocean Conference" di Bali, Senin (29/10). (Courtesy: Setpres RI)

Mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengingatkan penggantinya bahwa relokasi atau pemindahan Kedutaan Besar Australia di Israel akan mendapat “reaksi sangat negatif” di Indonesia.

Berbicara di sela-sela pertemuan tahunan “Our Ocean Conference” di Bali hari Senin (29/10), Turnbul mengatakan bahwa “tidak ada pertanyaan bahwa jika langkah itu dilakukan, maka akan mendapat reaksi sangat negatif di Indonesia.”

Pengganti Turnbull, Perdana Menteri Scott Morrison, melontarkan gagasan pemindahan Kedutaan Besar Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem dua minggu lalu, hanya satu bulan setelah ia melawat ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo Agustus lalu.

Turnbull: Indonesia adalah Negara Mayoritas Muslim di Dunia, Australia Harus Jernih Melihat Hal Ini

Turnbull mengatakan Presiden Joko Widodo telah menyampaikan keprihatinannya tentang rencana Australia itu dalam pertemuan mereka Senin pagi. “Ini adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, jadi kita harus sangat jernih melihat hal ini,” ujar Turnbull sebagaimana dikutip ABC.

BACA JUGA: Indonesia Peringatkan Australia untuk Tak Pindahkan Kedubes ke Yerusalem

Lebih jauh Turnbull menambahkan, “Kita harus mempertimbangkan kepentingan nasional Australia, dan kepentingan kita di wilayah ini ketika mempertimbangkan keputusan seperti itu.”

Ini merupakan pernyataan pertama Turnbull di hadapan publik menyikapi kebijakan PM Morrison.

Presiden Jokowi berbincang dengan mantan PM Australia Malcolm Turnbull di sela-sela pertemuan tahunan "Our Ocean Conference" di Bali, Senin (29/10). (Courtesy: Setpres RI)

Turnbul Pastikan pada Jokowi, Belum Ada Keputusan soal Rencana Pemindahan Kedutaan

Turnbull mengatakan dalam pertemuan dengan Jokowi, ia menggarisbawahi bahwa belum ada keputusan yang diambil pemerintahan Morrison. “Saya menyampaikan kepastian itu kepada Presiden Jokowi, bahwa belum ada keputusan yang diambil; dan bahwa kami (Australia.red) akan menerima saran, tanggapan dan umpan balik dari negara tetangga kami ini,” tegasnya.

Indonesia Kritisi Pernyataan PM Morrison

Indonesia telah mengkritisi pernyataan PM Scott Morrison tentang rencana pemindahan Kedutaan Besar Australia di Israel itu. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki di Jakarta 17 Oktober lalu, mengatakan prihatin dengan pengumuman Morrison. Ia menegaskan kembali posisi Indonesia yang mendukung solusi dua negara sebagai cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel, dan bahwa status Yerusalem merupakan salah satu dari enam isu penting yang harus dirundingkan guna mencapai perdamaian final yang komprehensif.

"Indonesia telah meminta Australia dan negara-negara lain untuk terus mendukung proses perdamaian Palestina-Israel sesuai dengan prinsip-prinsip yang sudah disepakati dan tidak mengambil langkah yang dapat mengancam proses perdamaian itu sendiri, dan mengancam stabilitas keamanan dunia," tegas Retno.

BACA JUGA: Indonesia Peringatkan Australia untuk Tak Pindahkan Kedubes ke Yerusalem

Mengingat dukungan kuat Indonesia kepada Palestina, pernyataan Morrison itu ditengarai akan mempengaruhi rencana penandatanganan secara resmi perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Australia akhir tahun nanti. Tetapi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Perdagangan Enggartiarso Lukito membantah hal ini ketika dikonfirmasi Oktober lalu.

Turnbull Yakin Perjanjian Perdagangan Bebas RI-Australia akan Terwujud

Malcolm Turnbul, yang mengklaim memiliki hubungan dekat dengan Presiden Joko Widodo, memastikan bahwa tidak ada alasan perjanjian itu akan batal ditandatangani. “Saya yakin perjanjian itu akan ditandatangani dalam beberapa pekan ke depan. Saya tidak memiliki alasan bahwa hal itu tidak akan terjadi,” ujarnya. (em)