Daftar peringkat yang paling dikenal mungkin berasal dari majalah US News & World Report. Kampu syang derada dalam daftar teratas majalah tahun ini adalah universitas yang dikenal di seluruh dunia. Universitas itu termasuk Universitas Princeton di New Jersey, Universitas Harvard di Massachusetts, Universitas Columbia di New York City, Institut Teknologi Massachusetts (MIT) di Boston, Universitas Chicago dan Universitas Yale di Connecticut.
US News & World Report menerbitkan laporan pertamanya mengenai "American's Best Colleges" pada tahun 1983. Sejak itu, beberapa pendidik mempertanyakan peringkat yang dipublikasikan dan seberapa berguna daftar tersebut.
Sejumlah majalah menerbitkan daftar peringkat perguruan tinggi setahun sekali. Siswa SMU menggunakan daftar tersebut sebagai panduan referensi ketika mempertimbangkan di mana melanjutkan pendidikan mereka. Ada banyak sekolah yang bisa dipilih. Di seluruh Amerika lebih dari 4.000 perguruan tinggi dan universitas menawarkan program sarjana.
Bulan Agustus 2019, Forbes menerbitkan peringkat perguruan tinggi untuk tahun 2019 mendaftar 650 perguruan tinggi. Angka itu hanya mewakili sekitar 15 persen dari semua lembaga pendidikan tinggi AS.
Lima universitas teratas Forbes ini sedikit berbeda dengan yang tercantum dalam US News & World Report. Universitas tersebut adalah: Universitas Harvard, Universitas Stanford di California, Universitas Yale, MIT dan Universitas Princeton.
BACA JUGA: AS Bukan Lagi Pilihan Teratas bagi Mahasiswa AsingSeperti daftar lainnya, Forbes mempertimbangkan hal-hal seperti kepuasan siswa, seberapa sukses lulusan perguruan tinggi dan berapa banyak uang yang mereka hasilkan. Majalah ini menambahkan informasi penting lainnya: berapa banyak utang yang harus dibayar mahasiswa setelah mereka lulus.
Apa pendapat para ahli mengenai peringkat perguruan tinggi ?
VOA berbicara dengan para pakar pendidikan dan orang-orang yang membantu siswa SMU memilih perguruan tinggi yang tepat. Mereka semua mengatakan siswa dan orang tua harus memperhatikan tidak hanya peringkat saja karena tidak mencerminkan keseluruhan situasi universitas.
Ray Anderson dari Virginia adalah mantan kepala sekolah SMU. Ia sekarang bekerja dengan layanan AGM-College Advisors. Perusahaan ini memberikan panduan mengenai pendidikan tinggi kepada siswa dan keluarga mereka.
Anderson mengatakan yang paling penting baginya adalah mengetahui apa yang diinginkan, disukai, dan mampu dilakukan mahasiswa.
"Fokusnya adalah siapa kita dan kemudian sekolah apa yang cocok dengan kita," kata Anderson, "bukannya menyesuaikan diri dengan sekolah," tambahnya.
Anderson mengatakan kepada VOA, peringkat yang diterbitkan bisa membantu karena memiliki informasi berharga tentang sekolah. Jeffrey Stahl setuju bahwa peringkat memiliki keterbatasan. Dalam pekerjaannya sebagai penasihat di Yorktown High School di Virginia, ia berbicara dengan siswa mengenai perguruan tinggi.
Stahl mengatakan memilih perguruan tinggi adalah keputusan yang sangat pribadi. Ia mengatakan peringkat "bisa membantu," tetapi beberapa siswa terlalu banyak mengutamakan nama sekolah dan posisinya dalam peringkat.
"Begitu banyak tentang lingkungan kampus, mahasiswa, profesor yang tidak bisa ditunjukkan hanya dengan peringkat," kata Stahl. Ia menyarankan agar keluarga menggunakan informasi peringkat sebagai titik awal. Kemudian, mereka harus memperluas pencarian mereka, membuat daftar mereka sendiri, dan pergi melihat sendiri perguruan tinggi itu.
Tapi David Hawkins mengecam peringkat perguruan tinggi. Ia bekerja pada Asosiasi Nasional untuk Konseling Penerimaan Perguruan Tinggi. Hawkins mengatakan kepada VOA bahwa peringkat "tidak terbukti secara matematis bisa mengukur kualitas setiap perguruan tinggi, apalagi untuk memberikan perbandingan antar perguruan tinggi."
BACA JUGA: Serba Serbi Kehidupan Kampus di AmerikaHawkins mengatakan sekolah dengan peringkat lebih rendah mungkin mengalami kesulitan menarik siswa untuk program mereka.
"Dengan demikian," katanya, "peringkat dikenal menciptakan masalah etika, karena institusi salah melaporkan data atau berupaya memanipulasi peringkatnya." Sebagaimana pendapat para ahli lainnya, ia mengatakan para siswa harus melewati peringkat-peringkat itu untuk mendapatkan pendapat yang lebih faktual mengenai universitas sendiri.
Pada bulan Juli, US News & World Report "menghapus peringkat" lima lembaga dari daftar itu karena salah melaporkan informasi. Karena menurut majalah itu, angka peringkatnya "lebih tinggi dari yang seharusnya." Kelima lembaga itu termasuk Universitas California yang terkenal di Berkeley.
Hawkins mencatat bahwa orang-orang di luar negeri mungkin mengira peringkat itu dibuat oleh pemerintah A.S. Itu tidak benar, katanya. "Kami mencoba menekankan bahwa ini adalah publikasi komersial, bukan peringkat resmi apa pun."
Richard DeMillo mengepalai Pusat Universitas Abad 21 di Institut Teknologi Georgia. Ia juga seorang profesor di Georgia Tech - sekolah yang naik 13 posisi dalam daftar terbaru Forbes. [my/jm]