Pihak berwenang Prancis pada Rabu (19/6) mengatakan dua remaja laki-laki di pinggiran kota Paris dikenai dakwaan awal atas pemerkosaan seorang gadis berusia 12 tahun dan kekerasan bermotif agama. Seorang pemimpin Yahudi mengatakan gadis itu adalah orang Yahudi.
Serangan itu menimbulkan keterkejutan dan kekhawatiran yang meluas di Prancis, terutama setelah meningkatnya tindakan anti-Yahudi sejak dimulainya perang antara Israel dan gerakan Hamas Palestina.
Gadis itu melaporkan pemerkosaan yang terjadi di Kota Courbevoie pada Sabtu (15/6). Kantor kejaksaan regional mengatakan tiga anak laki-laki yang berusia 12 dan 13 tahun telah ditahan.
Kejaksaan menambahkan, kedua remaja laki-laki itu pada Selasa (18/6) telah dikenai beberapa dakwaan awal, termasuk perkosaan yang dilakukan secara beramai-ramai terhadap anak di bawah usia 15 tahun, aksi kekerasan dan penghinaan di depan publik yang dimotivasi agama, ancaman pembunuhan, percobaan pemerasan, merekam dan menyiarkan gambar-gambar seksual secara tidak sah.
Sesuai praktik standar terhadap kejahatan bermotif kebencian di Prancis, kantor kejaksaan itu tidak memerinci agama gadis itu atau identitas lainnya.
Namun dalam wawancara dengan radio Prancis BFM, pengacara dan pemimpin Yahudi Elie Korchia mengatakan gadis itu adalah warga Yahudi, dan bahwa isu Palestina disebut-sebut dalam serangan itu.
Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal menulis di X, bahwa gadis itu “diperkosa karena ia seorang Yahudi,” dan mengidentifikasi serangan tersebut sebagai serangan anti-Yahudi.
Kedua remaja laki-laki itu masih ditahan untuk menunggu penyelidikan lebih lanjut. Sementara anak laki-laki ketiga disebut sebagai saksi yang membantu dalam dugaan pemerkosaan itu, dan ditempatkan dalam program pendidikan khusus. Kantor kejaksaan mengatakan ketiga anak laki-laki itu “menyatakan penyesalan terhadap korban tanpa membahas keterlibatan mereka.”
Beberapa pemimpin politik dari beragam spektrum mengutuk serangan itu. Prancis sedang berada di tengah masa kampanye menjelang pemilu parlemen sela pada 30 Juni dan 7 Juli mendatang. Partai sayap kanan “National Rally” yang unggul sedang berupaya menjadikan isu keamanan dan imigrasi sebagai isu kampanye utama.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menggambarkan serangan itu sebagai hal yang “mengerikan” dan mengatakan polisi memiliki keterbatasan untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan semacam itu.
“Ini merupakan masalah orang tua. Secara keseluruhan, ini masalah Masyarakat kita,” ujarnya saat diwawancara oleh BFM.
Ratusan orang berkumpul di depan Balai Kota Paris pada Rabu (19/6) malam untuk memprotes tindakan anti-Yahudi. Banyak di antara mereka membawa poster, yang sebagian bertuliskan “Ia Diperkosa karena Yahudi.” [em/ft]