Permohonan Tunjangan Pengangguran AS Turun Sedikit

Warga AS yang kehilangan pekerjaan mengantre untuk mengajukan tunjangan pengangguran di Fort Smith, Arkansas (foto: dok).

Permohonan tunjangan pengangguran turun sedikit minggu lalu sementara bursa kerja AS tetap kuat dalam menghadapi kenaikan suku bunga dan inflasi yang terus membandel.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (3/11) klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 29 Oktober turun 1.000 menjadi 217.000 dari 218.000 pada minggu sebelumnya. Rata-rata pergerakan empat minggu turun 500 menjadi 218.750.

Dianggap sebagai petunjuk untuk PHK, aplikasi untuk tunjangan pengangguran secara historis tetap rendah tahun ini, bahkan ketika Federal Reserve (Fed) telah menaikkan suku bunga acuan enam kali tahun ini dalam upaya untuk mendinginkan ekonomi dan menjinakkan inflasi.

Fed pada hari Rabu (2/11) menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendeknya sebesar 0,75 persen, tiga kali lipat dari margin biasanya, untuk keempat kalinya tahun ini. Tingkat suku bunga acuan itu kini berada pada kisaran 3,75% hingga 4%, tertinggi dalam 15 tahun.

BACA JUGA: Bank Sentral AS Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan sebesar 0,75 Persen

Pada bulan September, pengusaha Amerika memperlambat perekrutan karyawan, tetapi masih menambah 263.000 pekerjaan dan tingkat pengangguran turun dari 3,7% menjadi 3,5%, menyamai level terendah dalam setengah abad. Para pejabat Fed telah mengisyaratkan bahwa tingkat pengangguran harus setidaknya 4% untuk memperlambat inflasi.

Sebelumnya pekan ini, Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa pengusaha AS mencatat 10,7 juta lowongan pekerjaan pada bulan September, naik dari 10,3 juta pada bulan Agustus.

Jumlah keseluruhan warga Amerika yang menerima tunjangan pengangguran naik 47.000 menjadi 1,49 juta untuk pekan yang berakhir 22 Oktober, tertinggi dalam tujuh bulan, tetapi masih pada tingkat yang tidak meresahkan.

Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga Acuan

Sementara itu, Bank of England (BoE) Kamis (3/11) mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1989 untuk memerangi inflasi yang melonjak dan memperingatkan bahwa Inggris menghadapi resesi yang akan berlangsung hingga pertengahan 2024.

Setelah pertemuan rutin, BoE mengatakan menaikkan bunga pinjaman sebesar 0,75 persen, menjadi tiga persen – level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008 – dan inflasi di atas 10 persen, tertinggi dalam empat dekade.

Kenaikan suku bunga terbaru itu mencerminkan pengetatan suku bunga yang agresif oleh bank sentral di seluruh dunia sementara negara-negara berjuang melawan harga tertinggi. [lt/jm]

Your browser doesn’t support HTML5

Kepala Bank Sentral AS: Belum Saatnya Jeda Kenaikan Suku Bunga