Seiring turunnya hujan lebat, permukaan air Sungai Yangtze di China kembali meningkat secara signifikan, Jumat (17/7). Banjir musiman yang sejauh ini telah mengakibatkan 141 orang tewas atau hilang sejak bulan lalu, diperkirakan akan kembali terjadi.
Hujan lebat membuat Bendungan Tiga Ngarai kewalahan menampung curahan air. Kantor berita Xinhua melaporkan, laju air masuk ke bendungan itu diperkirakan akan membukukan rekor baru tahun ini pada Jumat malam (17/7) 55.000 meter kubik per detik.
Sejauh ini banjir telah mengakibatkan sekitar 1,8 juta orang dievakuasi di 24 provinsi, terutama di wilayah selatan China. Kerugian langsung akibat banjir diperkirakan mencapai lebih dari 7 miliar dolar, menurut Kementerian Penanggulangan Keadaan Darurat.
Banjir mencapai ketinggian 1,4 meter di Kabupaten Linshui di Provinsi Sichuan. Sebuah kota di kawasan Chongqing mengalami tanah longsor di tiga lokasi akibat hujan lebat, Kamis (16/7), yang mengakibatkan tiga orang tewas dan tiga lainnya hilang.
Banjir musiman melanda banyak kawasan di China setiap tahunnya, khususnya di wilayah tengah dan selatan negara itu, namun kondisi tahun ini lebih buruk daripada biasanya. Beberapa kota besar, seperti Wuhan, yang dihuni puluhan juta orang, diperkirakan akan ikut merasakan bencana alam itu.
Banjir terburuk di China terjadi pada 1998, ketika lebih dari 2.000 orang tewas dan hampir 3 juta bangunan rusak, umumnya di kawasan sepanjang Sungai Yangtze.
Bendungan Tiga Ngarai yang dibangun terutama untuk memproduksi listrik kali ini benar-benar dimanfaatkan pemerintah untuk memitigasi bencana banjir. [ab/uh]