Pernyataan Donald Trump Dikecam Banyak Kalangan

Bakal Capres AS dari partai Republik, Donald Trump saat berkampanye di Mt. Pleasant, South Carolina hari Senin (7/12).

Bakal Capres AS dari partai Republik, Donald Trump hari Senin (7/12) mengusulkan “larangan total dan menyeluruh” bagi warga Muslim untuk masuk ke Amerika.

Unggulan kandidat capres Partai Republik Donald Trump menuai kecaman dari seluruh Amerika dan dunia karena mengusulkan “larangan total dan menyeluruh” bagi warga Muslim untuk masuk ke Amerika hingga para pemimpin memiliki gambaran mengenai kemungkinan terjadinya serangan teroris baru. Trump menyampaikan hal itu dalam sebuah kampanye politik di South Carolina hari Senin (7/12).

“Donald J. Trump menyerukan larangan total dan menyeluruh bagi warga Muslim untuk masuk ke Amerika hingga pemimpin-pemimpin kita mengetahui apa yang sedang terjadi. Kita tidak punya pilihan lain,” kata Trump.

Di Amerika, lawan-lawan politik Trump secara luas mengecam usulnya dan para pakar hukum mengatakan bahwa melarang Muslim masuk ke Amerika bertentangan dengan Konstitusi.

Ketua DPR Paul Ryan – tanpa menyebut nama Trump – mengutuk pernyataan itu.

“Biasanya saya tidak mengomentari apa yang sedang terjadi dalam pemilu presiden. Saya melakukan pengecualian hari ini. Ini bukan tentang konservatif atau bukan. Apa yang diusulkan kemarin bukanlah sikap partai, dan terutama sekali hal itu bukan sikap negara ini,” kecam Ryan.

“Donald Trump sudah gila,” kata calon presiden dari Partai Republik, Jeb Bush, yang adalah mantan gubernur Florida dan adik serta anak dua presiden Amerika melalui Twitter. Bush menambahkan, “Usul kebijakan Trump tidak masuk akal.”

Seorang lawan politik lain Trump. Senator South Carolina Lindsey Graham, menyebut usul Trump untuk melarang Muslim masuk Amerika “tidak berjiwa Amerika,” dan menambahkan bahwa “Trump membantu musuh bangsa ini dengan membantu ISIS merekrut pengikut lebih banyak.”

Ibrahim Hopper, Direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengeluarkan komentar sangat keras terkait rencana Trump itu. “Ini memasuki ranah fasis,” kecamnya.

Ia menambahkan, "(Pernyataan Trump) Ini seharusnya merisaukan tidak saja bagi Muslim Amerika, tetapi bagi seluruh warga Amerika bahwa unggulan calon presiden dari Partai Republik mengeluiarkan pernyataan fasis seperti itu.”

Richard Friedman, professor ilmu hukum Universitas Michitgan, mengatakan kepada harian Washington Post bahwa "usul (Trump) untuk melarang warganegara Amerika masuk kembali ke Amerika setelah berkunjung ke negara lain hanya karena mereka adalah Muslim adalah sangat bertentangan dengan konstitusi AS. Ini tidak masuk akal.”

Juru bicara Badan urusan Pengungsi PBB UNRA Melissa Flemming hari Selasa (8/12) mengatakan retorika itu merugikan upaya PBB merelokasi sebagian pengungsi ke Amerika.

“Kami memiliki program pemukiman kembali pengungsi yang sangat besar ke Amerika dan program itu mencakup para pengungsi Suriah, kami bicara tentang pengungsi Suriah saat ini, dan kami prihatin retorika yang digunakan dalam kampanye pemilu itu dapat menimbulkan resiko bagi program pemukiman kembali orang-orang yang sangat rentan ini, korban peran yang tidak bisa dihentikan dunia,” ujar Melissa.

Sementara, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut rencana Trump itu “memecah belah, merugikan dan salah.”

Keysar Trad, ketua Asosiasi Persehabatan Muslim Australia yang berbasis di Sydney mengatakan pernyataan Trump itu sebagai “pernyataan orang yang putus asa, karena tahu bahwa ia tidak punya peluang untuk memenangkan pemilu. Ia berusaha meraih kemenangan dengan memanfaatkan Islamofobia.” [em/ps]