Pernyataan Trump soal Badai Dorian Picu Kontroversi Baru

Presiden AS Donald Trump memegang gambar mengenai perkiraan lintasan badai Dorian yang ditambah sendiri dengan "kemungkinan melintasi negara bagian Alabama" di Gedung Putih, Rabu (4/9).

Presiden Trump menempatkan dirinya dalam posisi yang sulit terkait komentarnya tentang jalur badai Dorian baru-baru ini.

Kebanyakan cuitan Trump baru-baru ini tentang badai Dorian, yang kini sedang menyapu pantai timur Amerika, difokuskan pada negara bagian Alabama, yang oleh peramal cuaca sudah dipastikan tidak berada dalam jalur sapuan badai itu. Tetapi presiden, masih saja bersikeras dan menuduh media sebagai “fake news” atau berita palsu karena memberitakan perbedaan paham itu.

Presenter cuaca di jaringan televisi dan pakar metereologi pemerintah yang biasanya menjauhkan diri kemelut politik, kini secara tegas membantah pernyataan presiden itu. Tetapi Trump tetap saja keras kepala.

“Alabama bisa terkena, dan kemudian badai Dorian beralih jurusan. Fake News tahu benar akan hal ini, dan itulah sebabnya mereka Fake News!,” demikian bunyi cuitan presiden yang terakhir sehubungan polemik ini, sehingga menambah kehebohan seputar kontroversi ini.

Trump kembali diejek media setelah dia memeragakan sebuah peta ramalan badai dari the National Oceanic and Atmospheric Administration di Gedung Putih pada Rabu (4/9). Masalahnya, peta itu sudah diberi coretan tambahan dengan sebuah pena seakan-akan proyeksi trayek badai itu mencapai Alabama selatan.

Beberapa laporan berita mengutip pejabat Gedung Putih yang tidak bersedia disebutkan namanya sebagai mengatakan, bahwa presiden sendiri yang melakukan perubahan itu menggunakan pena Sharpie.

Trump kemudian pada Rabu (4/9), ditanyai oleh reporter tentang perubahan pada peta yang diperagakannya itu.

“Dalam hal itu, Alabama terkena – mungkin tidak ringan, dalam beberapa kasus sangat keras. Georgia, Alabama – itu rute yang berbeda. Mereka sebenarnya memberikan skenario itu kemungkinan 95 persen,” demikian jawaban presiden.

Ketika ditanya tentang coretan tangan Sharpie itu, Trump menjawab : “Saya tidak tahu. Saya tidak tahu. Saya tidak tahu.”

Beberapa laporan berita mengingatkan bahwa mengubah ramalan cuaca pemerintah AS merupakan sebuah kejahatan federal.

Coretan pada peta itu kemudian mengarah pada munculnya tanda pagar #sharpiegate dan menjadi topik hangat di Twitter, serta menciptakan meme ejekan, dan juga bahan lawakan oleh para komedian TV pada Rabu malam.

“Saya terkesan bahwa Trump berhasil menemukan Alabama di peta,” demikian kata Trevor Noah pada acara Daily Show di Comedy Central. Presiden baru saja mengubah sebuah peta dengan coretan Sharpie agar supaya dia kelihatan benar, dan dia mengira kita tidak akan tahu.”

“Sebelum saya lakukan itu, Dorian masih kategori 5,” kata Stephen Colbert, pembawa acara Late Show di CBS, menirukan Trump. “Sekarang Dorian sudah kategori 10.”

Di televisi ABC, Jimmy Kimmel berkomentar, “Kita sekarang tidak saja punya Fake News, kita juga punya Fake Weather atau Cuaca Palsu.”

Sampai kini, Dorian masih terus menyapu pesisir timur Amerika, serta mendera pantai Carolina dengan banjir dan angin topan. (jm/em)