Santai dan hangat. Itulah situasi yang bisa digambarkan dalam acara perpisahan kabinet kerja Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) yang berlangsung Jumat sore (18/10) di Istana Negara, Jakarta.
Wakil Presiden JK, seluruh menteri, dan pimpinan lembaga negara berkumpul pada akhir periode kepemimpinan Jokowi yang pertama ini.
Diawali dengan sholat Jumat, lalu photo bersama di depan Istana Merdeka, dan makan siang, acara pun dilanjutkan dengan hiburan berupa lantunan suara penyanyi campur sari Endah Laras dengan iringan gitar dari Jubing Kristianto.
Berbagai lagu pun ditembangkan dalam acara itu seperti lagu Jawa berjudul "Jago Kluruk" yang dinyanyikan secara apik oleh Endah Laras. Para menteri pun tidak ingin ketinggalan dalam unjuk suara. "Elok Yo Band" yang digawangi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menaker Hanif Dhakiri dan Kepala Bekraf Triawan Munaf menyumbangkan dua buah lagu yaitu My Way milik Frank Sinatra dan lagu Didi Kempot yang berjudul Suket Teki.
Dalam acara itu Jokowi mengucapkan terima kasih kepada Wapres JK dan para menteri atas semua kerja keras dalam lima tahun pemerintahan yang dipimpinnya. Ia pun meminta maaf kepada Wapres JK, para menteri dan juga pimpinan lembaga negara karena dia kerap mengganggu waktu istirahat mereka, saat dirinya membutuhkan berbagai informasi mengenai berbagai permasalahan di Tanah Air dan global.
"Mohon maaf mungkin dalam lima tahun ini kita baru bertemu agak santai mungkin hanya hari ini. Pas akhir-akhir ini kita baru bertemu dan ada yang nyanyi. Biasanya kalau ketemu isinya kalau tidak ratas, paripurna. Saya juga mohon maaf saya ganggu tengah malam, tidak sekali dua kali ke Pak Tito, Ka BIN, Menteri. Bu Menkeu tengah malam pernah saya telpon. Bu Retno pernah tengah malam saya telpon. Pak Basuki juga sama," papar Jokowi.
"Ya itulah gangguan-gangguan yang sering saya lakukan karena negara ini memerlukan kerja kita semuanya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf bila dalam pergaulan sehari-hari dalam berikan perintah dan berinteraksi ada yang kurang berkenan, karena saya penuh dengan kekhilafan dan kekurangan sehingga banyak hal dalam kita bergaul ada hal-hal yang kurang berkenan," ujarnya lebih lanjut.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengakui memang ada beberapa target dalam pemerintahannya yang meleset. Oleh karena itu dalam periode keduanya nanti sebagai presiden, ia akan melakukan evaluasi dan koreksi agar target-target tersebut bisa tercapai.
"Saya kira kita ini bekerja dengan target, bekerja dibatasi waktu, kalau kita targetkan dan selesai itu yang kita inginkan. Tapi yang kita targetkan belum selesai itu yang menurut saya perlu dikoreksi, evaluasi, hambatannya ada dimana? Problemnya ada dimana? Saya kira itu yang akan kita perbaiki ke depan. Tetapi memang setiap masa tantangannya berbeda, sehingga juga memerlukan kepemimpinan setiap kementerian yang mungkin juga bisa berbeda, seperti lima tahun ke depan kita ingin fokus di dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di semua kementerian arahnya masih akan ke sana," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres JK pun mengucapkan banyak terima kasih kepada Jokowi atas kerja sama selama lima tahun ini. Begitu banyak kesan baik yang ditangkap oleh JK selama menjadi Wapres. Setiap momen bekerja, kata JK selalu spesial. JK pun mengatakan sosok Jokowi adalah sosok yang sangat detail dalam bekerja, oleh karena itu kerja sama dan komunikasi bisa terjalin dengan baik.
"Dalam satu bulan ini saya diwawancarai 35 kali, salah satu paling sering ditanyakan, apa yang paling menarik dalam lima tahun bekerja bersama Pak Jokowi? Saya pikir apa yang paling menarik? Karena saya bilang semua menarik apakah bersama presiden, rapat, apakah kesulitan atau kebaikan? Semua menarik, tidak ada yang kurang menarik dibanding yang lain. Karena itulah atas nama saudara-saudara semua saya ucapkan terima kasih karena tanpa dorongan dan petunjuk Bapak Presiden tidak akan bisa mencapai hal-hal seperti ini," ungkap JK.
Ketika ditanya, apa yang akan dilakukan selepas tidak menjadi Wapres lagi, JK menjawab akan berkecimpung dalam urusan sosial, pendidikan serta menghabiskan waktu bersama cucu-cucu tercinta.
Kesan yang sama pun dirasakan oleh menteri-menteri yang telah bekerja dengan Jokowi selama lima tahun ini. Menteri keuangan Sri Mulyani, misalnya. Menurut mantan managing director World Bank ini, dirinya bisa bekerja semaksimal mungkin karena mendapat arahan yang jelas dari Jokowi maupun JK. Lebih dari itu, perempuan yang akrab dipanggil Ani ini mengatakan Jokowi dan JK adalah sosok yang terbuka dalam berdiskusi mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di dunia ini.
"Kami semua dalam kabinet kalau saya merasa bahwa kerja secara bersama jauh lebih menyenangkan daripada kerja sendiri-sendiri. Dan dalam hal ini Pak JK sebagai Wapres sering mengundang kita bicara tentang berbagai hal. Pak Presiden dalam sidang kabinet sangat jelas memberikan guidance sehingga kita juga paham bagaimana menyelesaikannya," kata Ani.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden, Ibu Negara atas kepercayaan yang diberikan kepada kami semua, Pak Wapres dan Ibu atas kepercayaan yang diberikan kepada kami semua, mengabdi dan berbakti pada negara sebagai bagian dari kabinet kerja. Ini adalah suatu pengalaman yang tentu akan berharga bagi kami secara pribadi dan kami harap apa yang bisa kita lakukan, kita berikan kepada negeri ini bisa memperbaiki RI dan kita berharap Indonesia semakin maju di bawah kepemimpinan Bapak Presiden pada periode yang kedua. Kami semua mendukung dan terus ingin mendekatkan republik sesuai janjinya pak Jokowi yaitu adil, makmur dan bermartabat," lanjutnya.
Sementara itu Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menggambarkan sosok Jokowi dengan tiga kata yaitu, hebat, sederhana dan enak dalam bergaul.
Selama kepemimpinan Jokowi, kata Luhut, ia tidak menemukan kesulitan dalam bekerja sama. Menurutnya semua permasalahan yang ada selalu bisa dikoordinasikan dengan baik.
"Saya dengan pak presiden hampir tidak ada kesulitan yang berarti. Kesulitan tentu (ada) tapi over all sangat bisa diselesaikan," kata Luhut.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi pun merasakan hal yang sama. Di matanya, sosok Jokowi adalah sosok yang tegas dan selalu jelas dalam memberikan arahan atau perintah. Menurutnya hal itulah yang menjadikan para menteri di Kabinet kerja ini bisa bekerja secara kompak.
"Lima tahun terasa pendek karena ritme kerja sangat cepat, tidak pernah terhenti, tiba-tiba kita sudah hampir lima tahun selesai tugas mandat kita. Kita timnya cukup solid. Jadi, kerja kita enak karena arahannya jelas, timnya solid dan tentunya kita mendoakan, dan mendukung pemerintahan selanjutnya InsyaAllah lebih sukses lagi. Dunia ini terus berputar dan maju," kata Retno.
"Apa yang sudah kita selesaikan saat ini mungkin akan muncul tantangan baru, mungkin tantangan yang sekarang akan lebih besar lagi. Jadi yang penting kita memiliki komitmen yang kuat untuk terus bekerja dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional kita di luar dan juga dalam rangka memberikan kontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia," jelasnya.
Ketiga menteri tersebut masih bungkam ketika ditanyakan apakah mereka akan bekerja lagi dalam periode pemerintahan Jokowi yang kedua. [gi/lt]