Persaingan Gantikan Ardern sebagai PM Selandia Baru Dimulai

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Auckland, Selandia Baru, 22 September 2020. Ia mengundurkan diri pada Kamis, 19 Januari 2022. (Foto: via Reuters)

Pengunduran diri Jacinda Ardern yang mengejutkan memicu dorongan pada Jumat (20/1) bagi Selandia Baru untuk memilih perdana menteri keturunan Maori pertamanya.

Ardern, seorang tokoh global untuk politik progresif, mengejutkan Selandia Baru pada hari Kamis dengan pengumuman tentang pengunduran diri dari jabatannya secara tiba-tiba, kurang dari tiga tahun setelah mengamankan masa jabatan kedua dalam kemenangan pemilihan yang telak.

Perempuan berusia 42 tahun -- yang memimpin negara melewati bencana alam, pandemi COVID, dan serangan teror terburuknya -- mengatakan ia sudah lelah menjabat.

Ardern mengundurkan diri tanpa penerus yang jelas, dan Partai Buruh yang berkuasa sekarang berjuang untuk mencari penggantinya.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pergi dengan mitra lamanya Clarke Gayford setelah pengumuman pengunduran dirinya di War Memorial Hall, di Napier, Selandia Baru 19 Januari 2023. (Foto: via Reuters)

Anggota parlemen dari Partai Buruh akan mencoba untuk memilih perdana menteri berikutnya pada hari Minggu, dengan calon pemenang membutuhkan dua pertiga suara.

Jika itu tidak terwujud, proses pemilihan akan menjadi kontes berlarut-larut yang melibatkan anggota biasa partai itu dan serikat-serikat pekerja yang berafiliasi.

Chris Hipkins, 44, merupakan unggulan terdepan setelah wakil Ardern, Grant Robertson, dengan cepat menyatakan dirinya tidak berminat terlibat dalam persaingan.

Nama-nama lain yang muncul adalah Menteri Kehakiman Kiri Allan, salah satu anggota parlemen senior Partai Buruh keturunan Maori, dan Menteri Imigrasi Michael Wood.

BACA JUGA: Jacinda Ardern, Ikon Bagi Banyak Orang, Mundur sebagai Perdana Menteri Selandia Baru

Sejauh ini tidak satu pun dari ketiganya yang mengonfirmasi bahwa mereka akan ikut serta dalam persaingan itu.

Allan, mantan pengacara yang masuk parlemen pada 2017, disebut-sebut sebagai calon perdana menteri Maori pertama di Selandia Baru.

Politisi perempuan ini terpaksa mengambil cuti dari parlemen pada April 2021 setelah didiagnosis menderita kanker serviks stadium 3 tetapi kembali bekerja hanya tiga bulan kemudian.

Kaukus Maori yang beranggotakan 15 orang dari Partai Buruh diharapkan memiliki suara yang signifikan dalam memilih pemimpin berikutnya.

Sekitar 17 persen dari lima juta penduduk Selandia Baru diidentifikasi sebagai Maori dalam sensus terbaru negara itu.

"Jelas kami ingin suatu hari nanti ada perdana menteri keturunan Maori," kata Menteri Perburuhan Kelvin Davis.

Willie Jackson, mantan ketua bersama kaukus Maori Partai Buruh, mengatakan sangat penting untuk terlibat dalam diskusi tersebut.

"Kami berbicara tentang perdana menteri negara kami, jadi kami ingin berperan," katanya.

BACA JUGA: Pemimpin Perempuan di Forum Ekonomi Dunia Terkejut dengan Pengunduran Diri Jacinda Ardern

Te Pati Maori, juga dikenal sebagai Partai Maori, merupakan partai yang berusaha menyuarakan orang-orang keturunan Maori. Partai itu juga mengatakan sudah waktunya untuk memiliki perdana menteri keturunan Maori.

"Apa pun yang kurang dari itu akan merupakan kemunduran bagi Aotearoa (Selandia Baru) dari apa yang telah dicapai di bawah kepemimpinan Jacinda Ardern," kata wakil pemimpin bersama partai itu, Debbie Ngarewa-Packer dan Rawiri Waititi, dalam sebuah pernyataan mereka. [ab/lt]