Alphabet Inc, induk perusahaan Google, pada hari Rabu (30/8) meluncurkan alat untuk membuat aplikasi augmented reality atau realitas tertambah bagi perangkat seluler yang menggunakan sistem operasi Android. Langkah ini merupakan upaya teranyar untuk bersaing dengan iPhone milik Apple Inc melalui fitur ponsel pintar generasi mendatang.
Telepon berbasis augmented reality mendapat dorongan besar dari popularitas permainan Pokémon Go. Augmented reality adalah melapiskan objek-objek digital di atas dunia nyata di layar Pokemon Go yang diluncurkan di Amerika Serikat pada bulan Juli tahun lalu, mengirim pemain ke jalan-jalan kota, kantor, taman dan restoran untuk mencari karakter animasi berwarna-warni.
Analis memperkirakan game tersebut menghasilkan 3 miliar dolar untuk Apple selama dua tahun karena pemain membeli "PokéCoins" dari toko aplikasinya.
Teknologi Google ini akan pertama kali tersedia di Samsung Galaxy S8 dan ponsel Pixel milik Google. Perusahaan tersebut mengatakan dalam sebuah publikasi di blog, bahwa mereka berharap membuat sistem yang disebut ARCore yang tersedia untuk setidaknya 100 juta pengguna, namun tidak menetapkan tanggal rilisnya secara rinci.
Apple pada Juni mengumumkan sebuah sistem serupa yang disebut ARKit yang direncanakan dirilis pada musim gugur ini untuk "ratusan juta" perangkat.
Google dan Apple akan menarik perhatian pelanggan dan pengembang perangkat lunak pembuat aplikasi permainan, dengan panduan dan aplikasi lain yang akan membuat AR menjadi fitur yang menarik.
Banyak pemimpin industri teknologi membayangkan masa depan di mana kacamata, kaca depan mobil dan permukaan lainnya dapat melapisi informasi digital di dunia nyata. Google dan Microsoft Corp telah bereksperimen dengan kacamata AR.
"AR besar dan mendalam," Chief Executive Officer Apple Tim Cook mengatakan kepada investor pada awal Agustus. "Dan ini adalah salah satu hal besar yang akan kita lihat dan kagumi sejak awal."
Apple dan Google telah berkompromi untuk membawa teknologi ke pasar.
Michael Valdsgaard, pengembang perangkat lunak yang bekerja untuk perushaan furnitur IKEA, menyebut sistem ini sangat solid. Ia memperhatikan AR bisa memperkirakan ukuran furnitur virtual yang ditempatkan di ruangan dengan akurasi 98 persen, meski tidak memiliki sensor khusus.