Persaingan Tenaga Kerja, Walmart Tawarkan Beasiswa untuk Siswa SMA

Seorang pembeli memasukkan belanjaan setelah belanja di sebuah toko Walmart di Pittsburgh, 22 Februari 2018.

Bulan lalu Walmart mengumumkan akan menawarkan sebuah alternatif murah untuk meraih gelar universitas kepada siswa SMA, dan akan memperluas program pendidikannya. Kebijakan ini ditujukan untuk menarik pekerja di tengah kelangkaan tenaga kerja.

Pengumuman itu muncul sehari sebelum Walmart menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Bentonville, Arkansas. RUPST Walmart juga dihadiri oleh kandidat presiden Demokrat, Bernie Sanders.
Dalam rapat itu, Sanders mendesak Walmart untuk menaikkan gaji pekerja dan mengusulkan agar pegawai tidak tetap Walmart diberi kursi di Dewan Direksi Walmart.

“Saya ke Bentonville untuk memberitahu keluarga Walton pemilik Walmart, keluarga paling kaya di Amerika: Lepaskan mereka dari belenggu ketergantungan. Bayarlah pekerja Anda agar dapat hidup layak!,” demikian bunyi twit Sanders.

BACA JUGA: RUU Baru Partai Demokrat Bertujuan Hapuskan 1,5 Triliun Utang Mahasiswa

Pengecer dunia yang terbesar itu menawarkan gaji permulaan sebesar $11 per jam atau sekitar Rp 153.120. Sedangkan pesaingnya, Amazon.com, membayar $15 per jam atau Rp 208.800. Perusahaan lainnya, Target, juga akan menawarkan pegawainya $15 per jam pada akhir 2020. Situasi ini telah memicu serikat buruh dan para politisi mengecam kebijakan gaji Walmart.

Tahun lalu, Walmart mengatakan, pihaknya akan membayar biaya pendidikan pekerja paruh waktu dan penuh waktunya, dalam rangka memperbaiki kesetiaan pegawai dan keterlibatan mereka dalam pekerjaan.

Karyawan Walmart Alicia Carter mengerjakan pesanan belanja online di Walmart Supercenter di Houston, November 2018.

Walmart adalah pemberi kerja sektor swasta terbesar dengan jumlah pekerja yang mencapai 1,5 juta karyawan. Program yang diusulkan ini akan menutup biaya kuliah, dan buku, sementara karyawan yang menerima beasiswa itu disyaratkan membayar $1 per hari selama mereka belajar.

Tawaran dari Walmart itu mengharuskan pegawainya meraih gelar dalam bidang bisnis dan manajemen distribusi. Program itu, katanya, akan diperluas nantinya dan meliputi 14 gelar dalam bidang teknologi, termasuk keamanan siber dan ilmu komputer.

BACA JUGA: Toserba Walmart Perluas Penjualan Makanan Kemasan ke Seluruh AS

Program yang diperluas juga akan berusaha menarik siswa SMA dengan menawarkan pekerjaan disertai opsi-opsi penjadwalan yang memungkinkan mereka belajar sambil bekerja.

Walmart juga menawarkan uji ACT dan SAT – ujian masuk perguruan tinggi -- yang bebas pungutan, kredit universitas 7 jam bebas pungutan, dan gelar universitas. Walmart juga menawarkan program bonus ketika lulus dengan nilai bagus sampai $1.500 untuk 5.000 pekerja yang tidak sempat menyelesaikan universitas sebelumnya.

Seorang pegawai Walmart (kiri) sedang menjalani pelatihan di toko Walmart di North Bergen, New Jersey, 9 November 2017.

Biaya kuliah di universitas merupakan rintangan besar untuk banyak siswa SMA, dan acap kali mengarah kepada pinjaman uang kuliah yang mahal, kata Julie Murphy, wakil presiden eksekutif Walmart.

The Center for Microeconomic Data baru-baru ini melaporkan utang mahasiswa kini hampir mencapai $1,5 triliun. Menurut Murphy, semakin sedikit remaja yang masuk ke sektor lapangan kerja, mengutip angka-angka dari Badan Statistik Tenaga Kerja ata Bureau of Labor Statistics (BLS).

BLS memperkirakan, pada 2024, hanya 26 persen remaja akan bekerja.
Pegawai Walmart berpeluang untuk meraih gelar universitas di enam universitas, termasuk Southern New Hampshire University, Purdue University Global, dan University of Florida.

Kurang dari setahun setelah program Walmart diluncurkan, lebih dari 7.500 pekerja Walmart telah berpartisipasi dalam paling sedikit satu program yang ditawarkannya, menurut humas Walmart. [jm/ft]