Perselisihan dalam Partai Republik Meluas

Anggota Parta Republik Liz Cheney (kiri)dan Adam Kinzinger hadir dalam sesi rapat mengenai investigasi penyerangan Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, di Washington, pada 1 Desember 2021. (Foto: Pool/AFP/Drew Angerer)

Perpecahan dalam Partai Republik terkait mantan presiden Donald Trump meluas, pada Selasa (8/2), setelah para senator mengecam Komite Nasional Partai Republik (RNC) karena minggu lalu mengecam anggota legislatif Adam Kinzinger dan Liz Cheney.

Kinzinger dan Cheney selama setahun terakhir menjadi 'orang asing' di partainya sendiri karena mengecam klaim kecurangan palsu Trump pada pemilihan 2020 dan mengatakan Trump berperan dalam mendorong pemberontakan 6 Januari 2021 di gedung Capitol.

BACA JUGA: Komite Penyelidikan Serangan ke Capitol Hill Tuntut Kerjasama Ivanka Trump

RNC mengutip tugas Kinzinger dan Cheney di komite DPR terpilih yang menyelidiki peristiwa 6 Januari dalam kecamannya, menulis bahwa mereka berpartisipasi dalam "penghukuman terhadap warga biasa yang terlibat dalam wacana politik yang sah."

Komite terpilih DPR itu secara agresif mencari informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan serangan terhadap gedung Capitol, mengeluarkan panggilan pengadilan paksa kepada mantan pejabat kampanye Trump dan Gedung Putih.

Senator AS Mitch McConnel. (Foto: VOA)

Tetapi beberapa senator Partai Republik mengatakan RNC tidak memiliki kewenangan untuk mendikte pandangan individu anggota partai.

"Secara tradisional pandangan komite nasional partai adalah kita mendukung semua anggota partai kita, terlepas dari sikap mereka terhadap berbagai macam isu," kata Mitch McConnell, Ketua faksi Minoritas di Senat kepada para wartawan pada Selasa (8/2).

BACA JUGA: Trump Bawa "Surat Cinta Kim" dan Dokumen Pemerintah Lainnya dari Gedung Putih

"Masalahnya adalah apakah RNC harus menuding anggota partai kita yang mungkin memiliki pandangan berbeda dari mayoritas atau tidak. Itu bukan tugas RNC."

McConnell selanjutnya menggambarkan peristiwa 6 Januari sebagai "pemberontakan yang disertai kekerasan" dengan tujuan menghalangi pemindahan kekuasaan secara damai.

Februari lalu, McConnell memilih untuk membebaskan Trump dari satu tuduhan pemakzulan atas keterlibatannya dalam menghasut pemberontakan itu. [my/jm]