Sidang Pendeta AS di Turki Picu Ketegangan

Kamera-kamera televisi dari berbagai media berjajar di seberang kompleks tahanan di Aliaga, Provinsi Izmir, bagian barat Turkey, tempat persidangan Pendeta Andrew Craig Brunson, 16 April 2018.

Kasus pendeta Amerika Serikat, yang menjalani persidangan di Turki pada Senin (16/4) atas tuduhan teror dan mata-mata, telah menjadi pusat ketegangan antara Amerika dan Turki. Pendeta tersebut telah ditahan selama 18 bulan di Turki dan jaksa menuntut hukuman 35 tahun penjara.

Menurut laporan media setempat, Andrew Brunson menangis setelah diberitahu oleh pengadilan di Kota Izmir, bahwa ia harus tetap dipenjara. Laporan berita mengatakan keputusan itu didasarkan pada keterangan saksi- saksi bahwa Brunson mungkin melarikan diri.

Brunson ditahan di sel tersendiri, yang menurutnya telah mempengaruhi dirinya secara psikologis. Dia meminta pengadilan untuk mengubah kondisi penahanannya.

“Saya ingin seluruh kebenaran terungkap. Saya menolak semua tuduhan dalam surat dakwaan. Saya belum pernah terlibat dalam aktivitas ilegal apa pun, ” kata Richard Brunson, pendeta berusia 50 tahun, di pengadilan. “Saya tidak melakukan apa pun melawan Turki. Sebaliknya, saya mencintai Turki. Saya telah berdoa untuk Turki selama 25 tahun."

Baca: Pendeta AS Diadili di Turki Atas Tuduhan Teror dan Mata-mata

Kasus Brunson mendapat kritik keras dari Amerika . Washington telah berulang kali menyerukan pembebasannya, termasuk permintaan dari Presiden Donald Trump untuk "secepatnya" mengembalikan pendeta tersebut ke Amerika.

Senator Amerika Thom Tillis dan utusan Amerika untuk kebebasan beragama, Sam Brownback, menghadiri sidang pada Senin itu.

"Amerika sangat peduli tentang hubungan kami dengan Turki," kata Brownback kepada wartawan ketika sidang diskors sebentar. "Hubungan itu akan sulit maju selama Brunson ditahan."

Brunson dituduh membantu organisasi teror bersenjata bernama FETO, yang dituding berada dibalik percobaan kudeta 2016 yang gagal. Para Jaksa menuduh ulama Turki yang di Amerika, Fethullah Gulen, sebagai ketua FETO. Gulen membantah tuduhan itu.

Brunson telah tinggal di Turki selama 23 tahun dan bersama istrinya, Norine, dan dua putranya, mengelola sebuah gereja di Izmir. [sp/ii]