Pertempuran baru antara Turki dan pejuang Kurdi Suriah membuat gerah Amerika Serikat yang pada Selasa (22/11) berulangkali memperingatkan bahwa pertempuran tersebut hanya akan menguntungkan kelompok teror ISIS.
Para pejabat senior AS mengakui Turki berhak membela diri dari serangan teroris tetapi memperingatkan bahwa serangan udara Turki yang terjadi baru-baru ini, dan serangan-serangan roket pasukan Kurdi Suriah, merusak upaya semua pihak untuk mengatasi ISIS.
BACA JUGA: Rusia Serukan Turki untuk Tahan Diri di Suriah“Kami menentang setiap tindakan militer yang mengacaukan situasi di Suriah,” kata Kolonel Joe Buccino, juru bicara Komando Pusat Amerika Serikat, kepada VOA melalui email.
Koalisi pimpinan AS untuk mengalahkan ISIS juga telah menyerukan deeskalasi, menulis pesan itu di media sosial.
"Serangan-serangan ini membahayakan keselamatan warga sipil, merusak stabilitas yang susah payah dicapai di Kawasan, dan mengacaukan tujuan bersama kita untuk mengalahkan ISIS," cuit koalisi.
Para pejabat pertahanan di Washington mencoba menyampaikan pesan itu, menambahkan bahwa para pejabat Amerika Serikat telah menghubungi Turki dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.
“Kami terus mendesak deeskalasi pada semua pihak. Dalam percakapan kami dan apa yang kami katakan secara terbuka, adalah bahwa serangan dari semua pihak ini mempertaruhkan misi kita dalam mengalahkan ISIS,” kata wakil sekretaris pers Pentagon Sabrina Singh, menanggapi pertanyaan VOA dalam konferensi pers pada Selasa.
Meskipun hubungan antara Washington dan Ankara telah tegang dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat dan Turki adalah sekutu lama. Turki juga anggota penting NATO. Tetapi para pejabat Turki marah atas kesediaan Amerika bermitra dengan SDF yang dipimpin Kurdi dalam upayanya mengalahkan ISIS. [ka/rs]