Pertempuran di Kongo Akibatkan Ribuan Warga Kehilangan Tempat Tinggal

  • Gabe Joselow

Kamp Mugunga di luar kota Goma merupakan tempat penampungan ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal (foto: 26/11).

Kelompok pemberontak di Kongo timur membuat puluhan ribu orang terlantar, kebanyakan dari mereka telah kehilangan tempat tinggal berkali-kali.
Ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal berada di kamp Mugunga di luar kota Goma.

Banyak yang berada di sana sejak minggu lalu, kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran di wilayah itu antara kelompok pemberontak M23 dengan pasukan pemerintah Kongo dan PBB. Keluarga-keluarga tidur di lantai gereja dan sekolah sambil menunggu tempat tinggal yang lebih permanen.

Sirie Nufanjala, 53 tahun dan ayah 11 anak, memasang lembaran plastik di seputar tempat tinggalnya di kamp itu agar tidak basah terkena hujan.

Ia tiba di kamp itu dari Masisi bulan Mei, setelah pemberontakan pecah pertama kali, tetapi harus pindah lagi minggu lalu ketika tentara-tentara Kongo mundur dari Goma dan menjarah kamp itu serta merampok harta miliknya.

“Hidup di sini sebelumnya sudah berat,” ujarnya, “tetapi kemudian LSM-LSM berdatangan dan mulai membantu kami dan kami bisa memulai hidup dengan tenang. Tetapi kemudian, perang berkecamuk lagi dan semuanya berubah.”

Badan pengungsi PBB memperkirakan 140.000 orang telah kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran baru-baru ini, menambah jumlah ratusan ribu lainnya yang terpaksa mengungsi.

Sekarang, warga Goma hidup dalam ketidakpastian, selagi kelompok pemberontak M23 melakukan aksi untuk menarik diri dari kota itu setelah pembicaraan dengan pemerintah.

Christina Corbett, yang bekerja pada organisasi kemanusiaan Oxfam, mengatakan, kelompoknya melakukan persiapan apabila situasinya menjadi lebih buruk.

“Yang dapat kami lakukan adalah bersikap dalam menjalankan program kami dan memastikan kami dapat melakukan sebanyak mungkin, sehingga apabila ada masalah di mana kami tidak bisa bekerja beberapa hari, paling tidak, kami sudah punya apa yang dibutuhkan,” ujarnya.

Corbett mengatakan, Oxfam menyediakan air bersih dan sanitasi di kamp-kamp di seluruh kawasan itu, semaksimal mungkin meskipun wilayah itu dikuasai kelompok pemberontak. Tetapi, ia mengatakan, masalah ketidakamanan selalu muncul ketika terjadi pergantian kekuasaan dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Kelompok pemberontak telah mengirim isyarat ganda mengenai itikad mereka untuk menarik diri dari kota itu. Sementara pimpinan militer M23 di bawah Jenderal Sutani Makenga mengatakan anggota-anggotanya mulai meninggalkan daerah itu, sayap politik kelompok itu mengatakan tidak akan mundur sampai pemerintah memenuhi tuntutan mereka.