Rusia memperingatkan kemungkinan terjadinya 'tragedi' yang semakin parah di Aleppo, dan mengecam dukungan asing terhadap para pemberontak.
Tembakan meriam dan mortir yang gencar mengguncang kota Aleppo, Suriah barat-laut untuk hari kedua berturut-turut, setelah pasukan oposisi membalas serangan tentara yang didukung tank-tank dan helikopter hari Sabtu.
Aktivis oposisi Suriah di Inggris, Syrian Observatory for Human Right, mengatakan pertempuran sengit terjadi hari Minggu di daerah-daerah kota tersebut.
Kelompok itu mengatakan lebih dari 25 orang tewas hari Sabtu di kota pusat perdagangan itu, dan kota terbesar di Suriah, di antara lebih dari 160 orang yang tewas dalam kerusuhan terkait anti-pemerintah di seantero Suriah.
PBB mengatakan sudah lebih dari 17 ribu orang tewas di Suriah sejak terjadi bentrokan bulan Maret tahun lalu. Utusan khusus PBB Kofi Annan hari Sabtu mengatakan ia takut Aleppo semakin dekat pada "pertempuran".
Perancis dan Rusia juga menyuarakan kekhawatiran Annan mengenai kekerasan yang meningkat. Presiden Perancis Francois Hollande kembali mengimbau PBB untuk turun tangan, dengan mengatakan peran negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB adalah untuk campur tangan "secepat mungkin."
Sebelumnya, Rusia memperingatkan "tragedi" yang semakin parah mungkin terjadi di Aleppo, tetapi menyatakan dukungan asing bagi pemberontak akan menyebabkan "tragedi itu semakin berdarah." Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga mengatakan pemerintah Suriah tidak bisa diharapkan menyerah begitu saja pada oposisi.
Aktivis oposisi Suriah di Inggris, Syrian Observatory for Human Right, mengatakan pertempuran sengit terjadi hari Minggu di daerah-daerah kota tersebut.
Kelompok itu mengatakan lebih dari 25 orang tewas hari Sabtu di kota pusat perdagangan itu, dan kota terbesar di Suriah, di antara lebih dari 160 orang yang tewas dalam kerusuhan terkait anti-pemerintah di seantero Suriah.
PBB mengatakan sudah lebih dari 17 ribu orang tewas di Suriah sejak terjadi bentrokan bulan Maret tahun lalu. Utusan khusus PBB Kofi Annan hari Sabtu mengatakan ia takut Aleppo semakin dekat pada "pertempuran".
Perancis dan Rusia juga menyuarakan kekhawatiran Annan mengenai kekerasan yang meningkat. Presiden Perancis Francois Hollande kembali mengimbau PBB untuk turun tangan, dengan mengatakan peran negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB adalah untuk campur tangan "secepat mungkin."
Sebelumnya, Rusia memperingatkan "tragedi" yang semakin parah mungkin terjadi di Aleppo, tetapi menyatakan dukungan asing bagi pemberontak akan menyebabkan "tragedi itu semakin berdarah." Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga mengatakan pemerintah Suriah tidak bisa diharapkan menyerah begitu saja pada oposisi.