Penduduk Ibu Kota Sudan, Khartoum, melaporkan pertempuran, termasuk tembakan artileri, pada Rabu (24/5), hari kedua dari gencatan senjata sepekan.
Para pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat telah sepakat untuk menghentikan pertempuran mulai Senin malam. Mereka dapat memperpanjang gencatan itu setelah periode tujuh hari awalnya berakhir. Gencatan-gencatan senjata sebelumnya telah gagal di tengah kekerasan yang terus berlangsung.
Kesepakatan terakhir ini muncul dalam negosiasi di Jeddah, Arab Saudi, dan ini mencakup mekanisme pemantauan yang terdiri dari tiga perwakilan masing-masing dari Arab Saudi, AS, dan kedua kubu pasukan Sudan.
Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Sudan Volker Perthes mengatakan, “Kedua pihak telah meminta saya untuk mengutuk tindakan pihak lain. Saya meminta kedua pihak untuk mengakhiri pertempuran dan kembali ke dialog demi kepentingan Sudan dan rakyatnya.”
Para anggota Dewan Keamanan PBB menyatakan dukungan bagi gencatan senjata baru dan kembali ke transisi demokrasi yang dipimpin sipil. PBB memperkirakan 15 juta orang memerlukan bantuan sebelum pertempuran meletus. Angka tersebut kini meningkat menjadi 18 juta. Pekan lalu, organisasi tersebut meminta bantuan $2,6 juta untuk mengatasi kebutuhan yang semakin besar. [uh/ab]