Setidaknya 30 orang, termasuk seorang pemimpin pemberontak, dilaporkan tewas dalam pertempuran sengit ketika pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Moammar Gaddafi melancarkan serangan, Jumat, untuk merebut kembali kota di Libya barat yang telah dikuasai pemberontak selama berhari-hari.
Berbagai media mengutip saksi mata yang mengatakan korban tewas terjadi dalam pertempuran di dalam dan sekitar Zawiyah, 50 kilometer sebelah barat Tripoli. Zawiyah merupakan kota terdekat dengan ibukota yang dikuasai pemberontak. Tidak jelas pihak mana yang kini menguasai kota tersebut.
Sementara itu, berbagai media menyebutkan setidaknya 17 orang tewas setelah ledakan kuat mengguncang Benghazi, Libya timur, Jumat malam. Kantor berita Reuters mengutip seorang pemimpin oposisi yang mengatakan pasukan Gaddafi mengebom depot senjata di pinggiran kota itu. Aktivis oposisi selepas sholat Jumat turun ke jalan-jalan di kota itu, yang dikuasai pemberontak.
Bentrokan dan pertempuran juga berkobar di beberapa kota lain. Pasukan yang setia kepada Gaddafi menembakkan gas air mata ke arah demonstran di Tripoli. Ratusan pengunjuk rasa anti-pemerintah turun ke jalan-jalan setelah shalat Jumat. Beberapa meneriakkan, "Gaddafi adalah musuh Tuhan."
Bentrokan juga dilaporkan antara pasukan yang pro dan anti-Gaddafi di Ras Lanuf, kota pelabuhan minyak di Libya timur. Demonstran yang anti pemerintah turun ke jalan, Jumat, di kota Benghazi, kubu pemberontak.
Jumat pagi, pesawat-pesawat tempur Libya untuk hari ke tiga berturut-turut melancarkan serangan udara, menargetkan pangkalan militer dekat kota Ajdabiya, Libya timur, yang dikuasai pemberontak. Pemberontak yang menguasai pangkalan itu mengatakan tidak ada kerusakan akibat serangan itu.
Sementara itu, Interpol mengeluarkan peringatan global mengenai Gadhafi dan 15 warga Libya lain, termasuk beberapa anggota keluarga dan rekan dekatnya. Ini untuk memperingatkan negara-negara anggota Interpol mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh gerakan orang-orang tersebut dan aset-aset mereka.