Para menteri pertahanan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO pada Jumat (16/6) gagal mencapai kesepakatan terkait rencana pertahanan aliansi itu dalam menanggapi serangan Rusia. Seorang diplomat menyalahkan Turki karena dianggap menghalangi mereka.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan para menteri meninjau rencana pertahanan dalam pertemuan selama dua hari di Brussel. Rencana-rencana pertahanan itu adalah rencana yang pertama kali muncul sejak akhir Perang Dingin dan dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina. Stoltenberg mengatakan para menteri hampir mencapai kesepakatan.
Namun, seorang diplomat mengatakan Turki telah memblokir persetujuan tersebut karena penyebutan lokasi geografis, termasuk yang berkaitan dengan Siprus. Namun, masih ada kesempatan untuk menemukan solusi sebelum KTT NATO pada pertengahan Juli di Vilnius, tambah diplomat itu.
BACA JUGA: Sekjen NATO: Perang Tunjukkan Perlunya Berdiri Bersama UkrainaMisi diplomatik Turki untuk NATO mengatakan mengomentari dokumen rahasia NATO adalah suatu tindakan yang salah. Ia menambahkan bahwa "proses konsultasi dan evaluasi yang biasa di antara sekutu terus berlanjut."
Apa yang disebut rencana regional terdiri dari ribuan halaman rencana militer rahasia yang akan memerinci bagaimana aliansi akan menanggapi serangan Rusia.
Penyusunan dokumen menandakan perubahan mendasar. NATO melihat tidak perlunya rencana pertahanan skala besar selama beberapa dekade karena berperang dalam skala yang lebih kecil di Afghanistan dan Irak. Aliansi juga merasa bahwa Rusia pasca-Soviet tidak lagi menjadi ancaman eksistensial.
BACA JUGA: Para Menteri NATO akan Tinjau Kebutuhan Jangka Pendek dan Panjang UkrainaNamun, setelah perang paling berdarah di Eropa sejak 1945 berkecamuk tepat di luar perbatasannya di Ukraina, aliansi tersebut mengatakan mereka harus memiliki semua perencanaan jauh sebelum konflik dengan musuh sejawat, seperti Moskow, mungkin meletus.
NATO juga akan memberikan panduan kepada negara-negara anggotanya tentang cara meningkatkan kekuatan dan logistik mereka.
"Sementara rencana regional tidak secara resmi disahkan hari ini, kami mengantisipasi rencana ini akan menjadi bagian dari serangkaian hasil untuk KTT Vilnius pada Juli," kata seorang pejabat senior AS kepada Reuters. [ah/ft]