Meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, kesempatan itu tampaknya tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat karena tidak ada pihak yang siap untuk memberikan konsesi apapun untuk membenarkan terjadinya pertemuan demikian.
Ketika Trump pada hari Senin (1/5) mengatakan bahwa dia akan “merasa terhormat” untuk bertemu dengan pemimpin muda Korea Utara itu, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News, dia juga menambahkan syarat, “dalam situasi yang tepat, saya akan bertemu dengannya.” Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer kemudian menjelaskan bahwa “jelas sekarang ini situasi yang tepat itu tidak ada.”
Menyusul tawaran bersyarat Trump untuk berdialog dengan Kim, Amerika menerbangkan dua pesawat pembom Lancer B-1B supersonik di dekat perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan hari Selasa (2/5) dalam latihan bersama angkatan udara Korea Selatan.
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA menanggapi latihan gabungan tersebut dengan menuduh Amerika “mendorong situasi di semenanjung Korea lebih dekat ke ambang perang nuklir.”
Ketegangan di semenanjung Korea tetap tinggi karena pemerintahan Trump telah meningkatkan upaya menahan Pyongyang agar tidak melakukan uji coba nuklir lebih lanjut dengan menekan China untuk meningkatkan sanksi dan dengan menekankan kesediaan menggunakan kekuatan militer jika diperlukan. [lt]