Total nilai barang dan jasa di Filipina naik 6.7 persen tahun 2016, menurut perkiraan pemerintah. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Filipina bernilai 311 miliar dolar.
Juru bicara presiden Filipina Ernesto Abella mengutip pencapaian dalam kemitraan luar negeri sebagai alasan bangkitnya pertumbuhan ekonomi. Sejak menjabat bulan Juni, Presiden Rodrigo Duterte telah menjalin ikatan baru dengan China dan mempererat ikatan dengan investor, Jepang.
Bulan Oktober, Duterte mengunjungi kepala-kepala negara di China dan Jepang sebagai bagian dari kebijakannya untuk mengurangi ketergantungan dengan Amerika Serikat, bekas koloni Filipina.
China menjanjikan bantuan bernilai 24 miliar dolar dan para ekonom memperkirakan Jepang akan berinvestasi di pabrik-pabrik serta mendanai proyek-proyek pembangunan.
Tahun 2017 Duterte akan mengepalai ASEAN, blok beranggotakan 10 negara Asia Tenggara, dan juru bicaranya mengatakan kepada media setempat bahwa peran itu akan membantunya membentuk lebih banyak kemitraan luar negeri. (vm)
Ekonomi Filipina tumbuh lebih cepat dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara tahun ini, berkat diplomasi lebih kuat dengan China dan Jepang, serta meningkatnya pembelanjaan dalam bidang infrastruktur dan industri call center.