Pemerintah Peru memberlakukan keadaan darurat di propinsi Espinar, pasca bentrokan polisi dan pengunjuk rasa anti-pertambangan Tinaya, Senin (28/5).
Pemerintah Peru telah memberlakukan keadaan darurat untuk menghentikan protes anti-pertambangan yang berakhir dengan kekerasan di Cuzco, bagian selatan negara itu.
Keadaan darurat tersebut dinyatakan hari Senin (28/5) setelah dua orang tewas dan sedikitnya 40 orang lainnya cedera dalam bentrokan antara polisi dan para pelaku unjuk rasa menentang pertambangan tembaga Tinaya, milik perusahaan Xstrata yang berbasis di Swiss. Pihak berwenang mengatakan seorang jaksa sempat disandera oleh demonstran.
Dekrit Presiden Ollanta Humala untuk propinsi Espinar membuat angkatan darat memegang tanggung-jawab ketertiban umum dan melarang sejumlah kebebasan sipil, termasuk hak orang berkumpul secara terbuka.
Para pengunjuk rasa telah menghambat akses dari jalan raya ke pertambangan Tinaya selama satu minggu, dan menuduh pertambangan itu mencemari sumber air setempat. Xstrata membantah tuduhan itu.
Keadaan darurat tersebut dinyatakan hari Senin (28/5) setelah dua orang tewas dan sedikitnya 40 orang lainnya cedera dalam bentrokan antara polisi dan para pelaku unjuk rasa menentang pertambangan tembaga Tinaya, milik perusahaan Xstrata yang berbasis di Swiss. Pihak berwenang mengatakan seorang jaksa sempat disandera oleh demonstran.
Dekrit Presiden Ollanta Humala untuk propinsi Espinar membuat angkatan darat memegang tanggung-jawab ketertiban umum dan melarang sejumlah kebebasan sipil, termasuk hak orang berkumpul secara terbuka.
Para pengunjuk rasa telah menghambat akses dari jalan raya ke pertambangan Tinaya selama satu minggu, dan menuduh pertambangan itu mencemari sumber air setempat. Xstrata membantah tuduhan itu.